Ayo Ramai-ramai Nyoblos ke TPS

Oleh: I Made Nariana

PILKADA di enam kabupaten/kota di Bali,  9 Desember 2020 akan menjadi catatan sejarah tersendiri bagi elit politik dan masyarakat, sebab memiliki keterkaitan dengan suksesi kepemimpinan nasional 2024 nanti.

Bacaan Lainnya

Enam kabupaten/kota yang melaksanakan pilkada tersebut adalah Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar (kota), Bangli dan Karangasem.

Salah satu hambatan pilkada kali ini adalah kondisi Covid-19, di mana pemilih, pelaksana dan masyarakat umum harus dengan ketat memperhatikan protokol kesehatan (prokes) menghadapi wabah dunia tersebut. Banyak pihak keberatan adanya pilkada di zaman negeri dilanda Covid. Tetapi, karena ini persoalan negara, di mana kepemimpinan harus tetap berjalan sesuai undang-undang, maka pilkada dan pilgub di sejumlah daerah tetap dilaksanakan dengan memperhatikan prokes yang ketat.

Dari enam kabupaten/kota yang melaksanakan pilkada tersebut, lima kabupaten/kota diikuti petahana dari PDI Perjuangan. Sementara satu petahana dari luar PDI Perjuangan yakni Karangasem, yang calonnya berasal dari Partai Nasdem, sekali pun wakilnya merupakan pendatang baru.

Sebagai partai pemenang di seluruh Bali, PDI Perjuangan tentu memiliki ambisi memenangkan jagonya di semua kabupaten/kota. Dengan demikian, benar-benar akan dapat dilaksanakan konsep “one island one management”, satu pulau satu komando. Hal ini memang sangat penting dan strategis, sehingga pembangunan Bali secara menyeluruh lebih cepat dapat tercapai. Persoalannya, apakah PDIP akan mampu merebut dan memenangkan jagonya di semua kabupaten/kota tersebut? Kita tunggu!.

Baca juga :  Warga Melanggar PPKM Darurat, Kepala Daerah Bisa Disanksi

Bagaimana pun hasil pilkada kali ini, juga akan memiliki kaitan dengan suksesi kepemimpinan tahun 2024 nanti di mana akan dilakukan pemilu serentak termasuk pemilihan Presiden RI. Juga akan terkait dengan suksesi dalam pilgub Bali di tahun 2023.

KPU Bali dan KPU Kabupaten, dalam pelaksanaan pilkada kali ini, memiliki sejumlah persoalan antara lain, bagaimana supaya pilkada tersebut berjalan dengan tertib sesuai  prokes Covid-19. Selanjutnya mengerahkan pemilih sebanyak-banyak supaya datang ke TPS untuk melaksanakan hak untuk menentukan pilihan, ketiga melangsungkan pemilihan dengan tertib, aman, nyaman dan jujur.

Semua aparat keamanan, pasti sudah mengantisipasi masalah  tersebut sehingga pilkada berjalan lancar dan sukses. Selain itu pemilih harus beramai-ramai nyoblos ke TPS, sebab semua KPU kabupaten memiliki prediksi target maksimal terkait prosentase kedatangan pemilih untuk nyoblos ke TPS.

Saya melihat, umumnya masyarakat Bali adalah penurut, tertib dan loyal dengan pimpinannya. Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, masyarakat pasti kompak datang ke TPS. Mereka yang golput (tidak datang memilih),  justru umumnya kalangan mengerti (intelektual), tetapi sering dari kalangan tersebut juga banyak yang  protes.  Mereka sering tidak puas dengan kondisi yang ada, tetapi  kurang disiplin jika ada pemilihan seorang pemimpin melalui pilkada.

Sama halnya dengan Habib Rizik, tidak mengakui pemerintahan Indonesia, menyebut Presiden ilegal, mencela pemerintah yang sah, tetapi ia menawarkan melakukan rekonsiliasi dengan pemerintah. Logika apa itu? Masuk akal-kah? Dasar semuanya mau dibalik-balik…….

Baca juga :  Klungkung Raih Sertifikat Kabupaten Bebas Frambusia

Sebagai daerah tujuan wisata internasional, Bali berkewajiban menjaga daerahnya tetap aman, nyaman dan bersih. Oleh karena itu, bersih secara sekala niskala harus dibangun bersama-sama dalam menghadapi pilkada kali ini.

Ayo ramai-ramai ke TPS mencoblos jago masing-masing, dengan tetap menjaga keamanan dan kenyamanan. Jaga jarak, pakai masker, gunakan penyanitasi tangan, nyoblos – langsung pulang ke rumah masing-masing. Biarkan petugas dan saksi yang meneruskan pekerjaannya  menghitung siapa yang mendapat pilihan terbanyak dari rakyat, untuk memimpin daerah tersebut selanjutnya.

Semua pihak pasti menginginkan supaya Bali yang terbaik dalam pelaksanaan pilkada di Tanah Air, sebab memang memerlukan kondisi seperti itu. Kita sudah hampir 9 bulan terkungkung dengan wabah Corona, dan semua pihak berkeinginan,  kondisi prihatin tersebut segera berakhir. Bali harus bangkit dari keterpurukan ekonomi, sehingga rakyat kembali bergairah. Bangkit dan selamat nyoblos! (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.