78,12 Persen Hutan Mangrove di NTB Alami Kerusakan

CIVITAS akademika Unram saat menanam mangrove di Pantai Cemara Kecamatan Lembar, Lobar, dalam rangka Dies Natalis ke-62. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, MATARAM – Kerusakan atau degradasi hutan mangrove di sepanjang pesisir daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) masuk taraf mengkhawatirkan karena diperkirakan mencapai 78,12 persen per tahunnya.

Ketua Pokja Pengelolaan Mangrove Daerah Provinsi NTB, Prof. Dr. Siti Hilyana, mengatakan bahwa kerusakan lahan hutan mangrove di wilayah NTB dipicu pembukaan lahan permukiman, proyek pembangunan jalan, penggunaan batang mangrove untuk dijadikan kayu bakar.

Bacaan Lainnya

‘’Dan yang paling besar juga kerusakan dipicu pengembangan udang besar-besaran di Indonesia. Termasuk di sejumlah wilayah pesisir di NTB,’’ ujarnya, Selasa (15/10/2024).

Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik Unram ini, mangrove merupakan isu internasional dan bukan lagi hanya menjadi isu nasional. Hal itu lantaran kerusakan atau degradasi mangrove di Indonesia sendiri cukup tinggi bahkan di NTB mencapai 78,12 persen.

Karena itu, angka kerusakan pertahunnya ini jelas, merupakan ancaman yang sangat serius. Sebab, pengembangan sektor maritim, tentunya mangrove adalah ekosistem emas yang merupakan jantung dunia.

‘’Jika hutan adalah paru-paru dunia, maka mangrove adalah jantungnya. Bila mangrove hilang maka sektor maritim akan berhenti berdenyut, berdampak besar pada sektor perikanan yang tentu akan berdampak sangat besar pada manusia,’’ tegas Prof. Sitti Hilyana.

Baca juga :  Angin Kencang Rusak Rumah dan TK di Kintamani

Lebih lanjut dikatakannya bahwa Unram merasa peduli akan keberlangsungan mangrove sebagai jantung dunia. Karenanya, kegiatan penghijauan penanaman mangrove dan clean up Pantai Cemara Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat (Lobar) dilakukan tahun ini.

Hal ini sebagai bagian dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-62 Unram yang mengusung tema Transformasi Menuju World Class University Menuju Indonesia Emas.

‘’Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen, termasuk mahasiswa, dosen, masyarakat setempat, dan pemerintah daerah sebagai upaya rehabilitasi mangrove yang sejalan dengan misi Unram untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan serta mendukung program nasional dan daerah terkait pelestarian lingkungan,’’ jelas Prof. Nana, panggilan karibnya.

Ia menegaskan bahwa Unram telah melakukan rehabilitasi mangrove di Pantai Cemara sejak tahun 2003. Rehabilitasi dimulai dengan penanaman bibit hanya 250 pohon dan meningkat menjadi 1.000 bibit, lalu 15.000 bibit dan seterusnya. rul

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.