GIANYAR – 17 banjar se-Desa Batuan, Sukawati, menggelar kegiatan penukaran sampah plastik dengan beras, Minggu (6/12/2020). Warga mulai berdatangan pukul 08.30 sampai 12.00.
Sebanyak 4 ton beras yang disiapkan sebagai alat tukar habis. Dengan perbandingan 1:4, diperkirakan sampah plastik dan sejenisnya yang terkumpul sekitar 16 ton. Sampah-sampah plastik ini, selanjutnya kembali dipilah oleh Komunitas Melangge, residu sampah diangkut ke TPA.
Perbekel Batuan, Ari Anggara, mengatakan, plastic exchange sangat diminati masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini. ‘’Plastic exchange yang kedua di Desa Batuan ini, mendapat suport luar biasa dari komunitas pecinta lingkungan. Seperti D’Batoean, Roemah Daun, Melangge dan sejumlah donatur. Sehingga beras yang disiapkan sekitar 4 ton,’’ jelasnya.
Hanya saja, diungkapkanya, untuk digelar secara rutin pihak desa masih terkendala alat penukar, berupa beras. ‘’Sebenarnya dua kali kami rasa cukup sebagai edukasi masyarakat memilah sampah. Tapi melihat masyarakat sangat antusias, kemungkinan akan digelar kembali,’’ jelasnya.
Ari Anggara pun berharap, masyarakat membiasakan diri memilah sampah dan menabung sampah. ‘’Mari kita jaga, agar sampah plastik tidak masuk ke sungai, laut atau ke sawah. Kita harus lebih bijaksana menggunakan plastik sekali pakai,’’ ajaknya.
Terbanyak sementara, sampah plastik berhasil dikumpulkan oleh seorang warga Banjar Bucuan, sebanyak 160-an Kg. ‘’Warga itu dapat beras penukar 41Kg,’’ imbuhnya.
Tidak hanya plastik, aksi ini juga menerima sampah omprengan, besi, kardus, kertas maupun buku bekas. ‘’Kami menerima, apapun yang potensi jadi sampah tidak berguna,’’ pungkasnya. adi