PPS Denpasar Tak Gentar Kerja, Harap Ditunda Jika Terpaksa

KETUA KPU Denpasar, Wayan Arsajaya, saat melantik PPS di Denpasar yang dibagi dalam empat sesi agar tidak terlalu banyak peserta, Jumat (20/3/2020). Foto: gus hendra
KETUA KPU Denpasar, Wayan Arsajaya, saat melantik PPS di Denpasar yang dibagi dalam empat sesi agar tidak terlalu banyak peserta, Jumat (20/3/2020). Foto: gus hendra

DENPASAR – Adanyaisu wabah Covid-19 alias Corona yang membayang-bayangi Bali sejak dua bulan terakhir, tidak menggentarkan PPS Denpasar yang baru dilantik, Jumat (20/3/2020). Selain merasa menjalankan tahapan Pilkada Denpasar merupakan tanggung jawabnya, menggunakan peralatan standar keamanan dinilai bisa melancarkan tugasnya. “Tidak, tidak khawatir selama Bali masih nol kasus. Selain kita tetap melakukan pola hidup bersih dan sehat,” kata Cintya, PPS Tegal Harum, usai dilantik di kantor KPU Denpasar.

Lebih jauh diutarakan, demi mencegah penyebaran Covid-19, dia tahu pemerintah merilis imbauan agar tidak ada kegiatan yang menyebabkan berkerumun banyak orang. Imbauan itu bagus untuk mengurangi kasus penularan virus Covid-19, tapi khalayak juga mesti melihat tahapan Pilkada Denpasar harus tetap berjalan. Dengan demikian, jelasnya, pertemuan tatap muka seperti pelantikan PPS harus tetap berjalan. Begitu juga dengan bimbingan teknis (bimtek). “Yang penting diimbau bagi yang sakit saat itu lebih baik istirahat, yang sehat-sehat saja ikut pertemuan,” jelasnya.

Bacaan Lainnya

PPS Dangin Puri Kangin, Agung, juga mengaku tidak khawatir dengan situasi yang terjadi di Bali. Dia yakin pekerjaannya bisa diatur dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, dengan tetap memperhatikan keselamatan diri sendiri dan masyarakat. Yang diharap yakni ada keterbukaan tata kelola administrasi data maupun keuangan sesuai aturan yang berlaku, sehingga PPS bisa aman bekerja. “Kalau tidak bisa diatasi, kami harap juga ada kebijakan (dari KPU),” sebut pria separuh baya tersebut.

Baca juga :  Kaltim Tidak Memprediksi Bali Pesaing Lima Besar PON XX Papua

Sedikit berbeda dengan dua rekannya, Agung Samara, anggota PPS Sumerta Kelod, terus terang bilang ada rasa khawatir menjalankan tahapan pilkada dalam suasana sedikit menakutkan seperti sekarang. Kebijakan pemerintah menutup gerbang bandara demi mencegah penyebaran Covid-19, dirasa cukup merepresentasikan seberapa genting keadaan Bali. “Sebagai makhluk hidup yang rentan penyakit, pasti ada kekhawatiran. Apalagi desa adat sampai membuat kebijakan baru untuk menyelamatkan krama desa dengan merujuk surat edaran Pemprov dan Pemkot,” jelasnya.

Dalam pemilu-pemilu sebelumnya, imbuh Samara, dia sebagai penyelenggara sudah berupaya maksimal berbuat untuk negara. Sebagai “imbal balik” atas dedikasi PPS, dia berharap pemerintah juga memperhatikan keamanan PPS dalam bekerja. Antara lain memberi pemeriksaan kesehatan, atau menyediakan  peralatan pencegah penularan Covid-19. Bila perlu ada penundaan jadwal tahapan sementara. “Jadwal tahapan selanjutnya mungkin kami bisa bekerja di rumah dalam mencoklit data pemilih,” pungkasnya. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.