BULELENG – Pada November 2022, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan digelar di Bali, tepatnya di kawasan Nusa Dua, Badung. Kegiatan G20 yang melibatkan beberapa delegasi dari berbagai negara ini, tentunya akan membawa angin segar bagi perkembangan pariwisata Bali setelah beberapa tahun mati suri akibat pandemi Covid-19.
Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Buleleng sangat menyambut baik kegiatan tersebut. Hanya saja, kegiatan itu diharapkan bisa memberikan imbas terhadap kebangkitan pariwisata di Buleleng (Bali Utara), tidak saja di wilayah Bali selatan.
Ketua PHRI Buleleng, Dewa Ketut Suardipa, mengatakan, pelaksanaan G20 tentunya akan menjadi awal kebangkitan pariwisata di Bali. Ia berharap, Pemprov Bali mampu membagi imbas dari kegiatan itu untuk wilayah Buleleng khususnya di sektor pariwisata. ‘’Saya harap Pemprov Bali untuk bisa membagi, apa yang harus diberikan untuk Buleleng utamanya berkenaan dengan kegiatan KTT G20. Ini untuk perkembangan pariwisata Buleleng,’’ kata Dewa Suardipa, Selasa (19/4/2022).
Upaya ini, sebut Dewa Suardipa, untuk pemerataan pariwisata di Bali sehingga nantinya tidak ada ketimpangan antara Bali Selatan dan Bali Utara. ‘’Panitia di sana bisa menjelaskan bahwa Bali tidak hanya ada di Bali selatan saja, begitupun soal pariwisata,’’ jelasnya.
Menurut Dewa Suardipa, perlu ada klasterisasi pariwisata baik di Bali Selatan dan wilayah Bali lainnya. Nantinya klasterisasi itu yang akan disajikan kepada para delegasi acara KTT G20. Sehingga mereka bisa mengunjungi objek wisata lain yang ada di luar wilayah Bali Selatan.
“Klasterisasi ini di Bali Utara ada wisata lumba-lumba, maka di wilayah lainnya jangan mengikuti, sehingga tidak ada ketimpangan antara Bali selatan dengan daerah lainnya. Jadi, semua keunggulan di masing-masing wilayah terserap,’’ ujar Dewa Suardipa.
Ia menyampaikan, Buleleng sudah melakukan persiapan jika nanti ada kunjungan wisata dari delegasi KTT G20 ke Bali Utara. Beberapa hotel di Buleleng telah siap dengan standarisasi untuk menerima wisatawan. Seperti telah mengantongi sertifikat CHSE, staf telah divaksinasi booster, SDM yang terlatih. Bahkan persiapan ini dilakukan sebelum adanya kegiatan KTT G20.
‘’Kalau untuk kesiapan tidak hanya untuk kegiatan KTT G20 saja, tapi kami telah jauh-jauh hari siap bahkan sejak adanya wacana new normal digaungkan waktu itu,’’ pungkas Dewa Suardiapa. rik