BANGLI – Pola panen padi secara manual masih banyak ditemui di Kabupaten Bangli. Padahal di tempat lain, cara manual sudah sangat jarang digunakan, semuanya sudah menggunakan mesin sehingga memudahkan para petani.
‘’Di samping itu, pola panen padi secara manual masih menyisakan bulir padi pada dahan dan pada akhirnya terbuang. Ini yang menyebabkan hasil panen lebih sedikit,’’ ucap Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Bangli, I Wayan Sarma, Minggu (30/8)
Sarma mendaku, mesin perontok gabah yang diperuntukkan terhadap petani memang masih sangat minim. Hal ini mengakibatkan petani tetap menggunakan cara manual atau menggunakan tenaga. Hal ini mengakibatkan bulir padi banyak yang tidak rontok dan akhirnya terbuang.
“Penurunan hasil bergantung cara panen petani. Kalau pakai manual, jumlah penurunan mungkin sekitar dua sampai lima persen,’’ ungkapnya.
Lanjut Sarma juga membandingkan hasil panen yang dilakukan melalui listing. Cara panennya yang dilakukan secara teliti, membuat hasil yang didapatkan sesuai dengan sampel yang diambil.
Meskipun adanya penurunan, pihaknya juga tidak menyalahkan sikap petani yang kurang teliti dalam melakukan panen lantaran lahan yang digarap cukup luas “Panen dengan acara manual hasilnya pasti mengalami penurunan. Itu juga karena padi yang dipanen sangat banyak. Petani harus teliti lagi,’’ ungkapnya. 028