Tamu Sepi, Okupansi Hotel di Buleleng Hanya 5 Persen

Foto : PANTAI LOVINA KONDISI Wisata pantai Lovina di Desa Kalibukbuk, Buleleng yang tampak sepi pengunjung. Foto: ist
Foto : PANTAI LOVINA KONDISI Wisata pantai Lovina di Desa Kalibukbuk, Buleleng yang tampak sepi pengunjung. Foto: ist

BULELENG – Kendati kunjungan pariwisata domestik telah dibuka sejak 9 Juli lalu, ternyata tidak berpengaruh besar pada perkembangan pariwisata di Buleleng. Terbukti, okupansi hotel di daerah ini berkisar 0 persen sampai 5 pesen.

Kawasan wisata Lovina yang selama ini ramai dikunjungi wisatawan sebelum adanya pandemi Covid-19, pada Minggu (30/8) masih terlihat sangat sepi. Pantai Binaria Lovina di Desa Kalibukbuk, Buleleng, yang pada akhir pekan ramai dikunjungi wisatawan domestik tidak terlihat ada kunjungan wisatawan. Kondisi ini berimbas pada hotel-hotel yang ada di kawasan Lovina.

Bacaan Lainnya

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Buleleng, Dewa Ketut Suardipa, mengatakan, sepinya kunjungan wisatawan domestik ke Buleleng dipicu banyak persyaratan yang harus dilakukan wisatawan saat naik pesawat. Seperti tes cepat maupun tes usap untuk memastikan bebas dari paparan virus Corona.

‘’Ada wisatawan domestik dari Jakarta mau ke Buleleng. Sudah pesan tiket pesawat. Tapi dites cepat, hasil reaktif. Setelah itu dites usap, hasil negatif. Karena syaratnya harus dua kali tes usap, dan hasilnya lama keluar. Sehingga tiket pesawat hangus. Banyak terjadi kasus seperti ini, sehingga wisatawan enggan bepergian,’’ kata Dewa Suardipa.

Baca juga :  Percepat Penanganan “Stunting”, PDIP Mataram Siapkan Menu Gizi Seimbang ke Warga

PHRI Buleleng, sebut Dewa Suardipa, mencatat hingga 14 Agustus tingkat kunjungan wisatawan domestik ke Bali mencapai tiga ribu orang. Jumlah itu tidak sebanding dengan jumlah kamar hotel di Bali yang mencapai 160 ribu. Khusus di Buleleng jumlah kamar mencapai 3.500 kamar.

Hanya saja diakui Dewa Suardipa, baru lima hotel yang buka. Rinciannya, dua hotel di kawasan Lovina dan tiga hotel di wilayah Kota Singaraja. ‘’Saat ada waktu cuti, kami berharap kunjungan wisatawan domestik meningkat ke Buleleng. Tapi sepi, tidak berpengaruh. Kemungkinan hanya sampai Bali selatan saja mereka berwisata,’’ ujar Dewa Suardipa.

Jika kondisi ini terus terjadi hingga akhir 2020, Dewa Suardipa khawatir banyak hotel di Buleleng akan mem-PHK karyawannya. Untuk itu, dia berharap, pemerintah mencari solusi agar ekonomi tetap berjalan. Selain itu, dia menyarankan agar pihak Imigrasi membuka sosial visa ke Indonesia, termasuk ke Bali.

Sebab, selama ini tamu dari luar negeri hanya yang memiliki Kitas saja bisa ke Indonesia. Sedangkan, turis visa belum bisa diizinkan masuk ke Indonesia karena alasan Covid-19. ‘’Pangsa pasar di Buleleng kan Eropa. Apalagi pemilik hotel di Buleleng kebanyakan orang asing. Saat ini mereka membayar 70 persen gaji karyawannya. Saran saya agar sosial visa dibuka,’’ jelas Dewa Suardipa.

Jika sosial visa dibuka, diyakini akan mendatangkan ribuan wisatawan asing ke Indonesia maupun Bali. ‘’Kalau itu dibuka, tentu jumlahnya ribuan tamu asing bisa masuk ke Indonesia maupun ke Bali. Kami yakin kehadiran tamu asing ini bisa memberikan dampak ekonomi, khususnya bagi Bali maupun Buleleng,’’ pungkas Dewa Suardipa. 018

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.