DENPASAR – Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini membuat Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar menyesuaikan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2020 yang diselenggarakannya. Sebanyak 573 mahasiswa yang mengikuti KKN tahun ini disebar di berbagai daerah sesuai tempat tinggal mahasiswa. Pembukaan KKN Unhi pada Senin (30/8) pun berlangsung secara virtual.
Ketua Panitia KKN 2020, Ida Bagus Purwa Sidemen, S.Ag., M.Si., menyampaikan, situasi wabah Covid-19 masih mendera hingga saat ini, menjadikan pelaksanaan KKN Unhi dilaksanakan tidak pada satu tempat, namun dilaksanakan di mana mahasiswa tersebut tinggal pada saat ini. Tema pun disesuaikan yaitu “Desa Kala Patra – Amertaning Bhuwana” yang bermakna memuliakan kehidupan berdasarkan tempat, waktu, dan keadaan. Para peserta KKN ini tersebar di berbagai daerah di seluruh Bali termasuk juga beberapa daerah asal mahasiswa di luar Pulau Bali.
“Kuliah Kerja Nyata Universitas Hindu Indonesia Denpasar pada tahun 2020, mahasiswa peserta KKN sebanyak 573 orang, terbagi dalam 58 kelompok dan 58 dosen pembimbing. Rentang waktu pelaksanaan KKN adalah selama kurang lebih satu bulan, dimulai dari 31 Agustus hingga berakhir nanti pada 30 September 2020,” kata Purwa Sidemen.
Rektor Unhi, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., mengatakan, Unhi Denpasar memiliki visi dan misi sebagai lembaga pendidikan yang unggul serta sebagai pusat pengkajian dan pengembangan agama Hindu dan budaya Bali. Mengacu pada standar nasional dengan penerapan manajemen dan kompetensi berbasis Tri Dharma Perguruan Tinggi, mengkaji serta mengembangkan agama Hindu dan budaya Bali melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dalam situasi wabah Covid-19, Unhi dalam mewujudkan dan mengimplementasikan program pengabdian masyarakat melalui KKN pada tahun ini mengalami sedikit perubahan dibandingkan pada pelaksanaan KKN pada tahun-tahun sebelumnya.
“KKN Unhi dalam suasana pandemi Covid-19 ini tetap kita laksanakan yang penting adalah, pertama, tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. Kedua, capaian pembelajaran yang dirancang dapat tercapai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini KKN yang kami laksanakan sekarang adalah di tempat tinggal mahasiswa masing-masing,” kata Prof. Damriyasa; didampingi Sekretaris Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Dr. Dewa Ketut Budiana, M.Fil.H.
Lebih lanjut Rektor mengatakan, tema “Desa Kala Patra – Amertaning Bhuwana” sangat relevan dengan suasana pandemi Covid-19 saat ini. Tema ini mengingatkan untuk senantiasa memuliakan kehidupan buana agung maupun buana alit. Selain itu, kata Prof. Damri, tema ini juga sebagai implementasi visi pembangunan Pemerintah Provinsi Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali, untuk menjaga keharmonisan alam, manusia, dan budaya Bali. Ia berpesan kepada mahasiswa peserta KKN untuk selalu menjaga nama baik almamater dan ikut mengedukasi masyarakat di lokasi KKN terkait upaya pencegahan penularan Covid-19.
Menurut Damriyasa, dengan model KKN ini memang ada beberapa kekurangan, antara lain interaksi langsung antara mahasiswa dan dosen dengan masyarakat tidak seintens dalam KKN biasanya. Kelebihannya adalah bagaimana dengan konsep KKN ini mengefektifkan waktu, tempat, dan sumber daya manusia. “Jadi, ke depannya setelah pandemi berakhir, saya kira perlu kombinasi antara daring dengan offline (luring, red). Ini adalah awal untuk memulai bagaimana memanfaatkan teknologi informasi dalam pencapain tujuan dari proses pembelajaran,” pungkasnya. 026