Kagumi Semangat Tanggung Jawab Selesaikan Tugas, Ketua KPU Bali Besuk KPPS yang Tumbang

KETUA KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan (kiri) saat membesuk petugas KPPS Nyoman Sueca di RS Sanghasana di Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan, Minggu (18/2/2024). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan, memberi perhatian serius kepada jajaran penyelenggara adhoc yang tumbang saat pemungutan suara Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024). Lidartawan membesuk dua orang di Tabanan, satu petugas KPPS dan satu lagi petugas linmas di TPS, Minggu (18/2/2024).

Yang pertama dibesuk adalah I Nyoman Sueca, petugas KPPS 4 di TPS 022 Desa Beraban, Tabanan. Pria berusia 42 tahun itu sempat opname di RS Kediri, Tabanan setelah sempat tumbang ketika bertugas saat pemungutan suara.

Bacaan Lainnya

“KPPS ini pada H-1 sudah ada gejala panas, tapi istirahat di rumah. Besoknya saat pemungutan suara juga masih panas, tapi memaksakan diri datang ke TPS untuk bertugas,” jelas Lidartawan usai membesuk di RS Singhasana di Desa Nyitdah, Kediri.

Bukannya membaik, sebutnya, sekitar pukul 11 Wita, Sueca merasa capek dan panasnya makin tinggi meski sempat tidur sebentar. Tidak kuat, dia izin pulang ke teman-temannya karena kondisinya memburuk. Sempat periksa ke rumah sakit, awalnya didiagnosis panas biasa. Kalau besoknya masih panas, diminta balik lagi.

“Sehari setelah pemungutan suara, masih panas juga dan disuruh opname, ternyata demam berdarah. Ini kami sangat hormat dan apresiasi, bagaimana tingginya semangat petugas KPPS ini menyelesaikan tugas,” puji Lidartawan.

Baca juga :  KPU Bangli Mulai Buka Pendaftaran Petugas PPS

Setelah membesuk Sueca, Lidartawan kemudian menuju ke Banjar Dinas Bunut Puhun, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur untuk membesuk I Wayan Budiasa. Saat proses penghitungan suara, petugas linmas di TPS 02 Desa Bantas ini merasa kaki dan tangannya lemas. Sampai-sampai ponsel yang di genggamannya lepas dan terjatuh.

Oleh teman-temannya, Budiasa dilarikan ke dr. Susila di Desa Bantas, kemudian dirujuk ke RS Tabanan. “Pak Budiasa sempat masuk ICU selama empat hari, tapi sekarang beliau sudah pulang dan menjalani rawat jalan di rumah. Beliau stroke,” terang Lidartawan dengan nada sedih.

Disinggung biaya perawatan jajaran penyelenggara adhoc yang mengalami masalah kesehatan saat bertugas, Lidartawan menyebut ditanggung BPJS bagi yang memiliki. Bagi yang tidak, KPU yang akan memberi santunan.

“Tadi kami juga memberi donasi kepada beliau-beliau itu, meski kami sadar nilainya sangat kecil jika dibandingkan dengan pengabdian dan kerja keras mereka untuk menyukseskan Pemilu kita ini. Dalam kondisi kurang fit, mereka tetap bertanggung jawab menyelesaikan tugas,” imbuhnya.

Berdasarkan data rekapitulasi pendataan santunan kematian dan kecelakaan kerja badan adhoc Pemilu 2024 di Provinsi Bali, terdapat total 20 petugas yang mendapat santunan karena kecelakaan, sakit dan meninggal selama tugas dalam tahapan Pemilu 2024.

Di Denpasar ada dua petugas yang sakit, di Badung ada empat orang, di Tabanan sebanyak dua orang, di Jembrana ada tiga orang, di Bangli ada satu orang, di Karangasem sebanyak tiga orang, di Klungkung dua orang, dan di Gianyar empat orang. Perawatan mereka ditanggung Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau BPJS. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.