BANGLI – Seorang pendaki gunung tergelincir dari puncak gunung Batur, Kintamani, dan jatuh ke dalam jurang sedalam 40 meter yang menyebabkan dia meninggal duni. Peristiwa naas itu terjadi Minggu (8/3/2020) dini hari saat korban dan kedelapan rekan pendaki lainnya menggelar tikar untuk istirahat sejenak setelah berhasil mendaki hingga puncak gunung.
Korban diketahui bernama Ida Bagus
Andyka Eka Arcana Manuaba(23) asal Lingkungan Pas Dalem,Kabupaten Gianyar.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, kronologinya sekitar pukul 00.30 Wita, korban
bersama delapan orang rekannya pergi ke gunung Batur dengan berboncengan sepeda
motor. Ada lima sepeda motor berangkat menuju Gunung Batur Kintamani dari Gianyar.
Kemudian korban bersama rekannya tiba di Pura Jati sekitar pukul 02.00 Wita.
Selanjutnya bersama-sama melakukan pendakian dan pada pukul 04.00 Wita tiba di
puncak Gunung Batur.
Setelah mendaki sampai di puncak gunung, selanjutnya korban bersama saksi
menggelar tikar untuk istirahat di pinggir tebing, tepatnya sebelah kiri padmasana
Puncak Gunung Batur. Saat tiduran tanpa disadari, korban terpeleset hingga
terjatuh ke jurang kemudian saksi melihat bahwa orang yang jatuh tersebut
adalah rekannya.
Rekan korban dibantu pendaki lain dan BKSDA dan Kehutanan serta masyarakat
melakukan evakuasi terhadap korban dan melaporkan kejadian itu ke Polsek
Kintamani.
Personel Polsek Kintamani dan Sat
Reskrim Polres Bangli bersama tim melakukan identifikasi korban dan melakukan
olah tempat kejadian perkara (TKP), dan meminta keterangan para saksi.
Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi seizin Kapolres Bangli AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawansaat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut.Dijelaskan setelah mendapat laporan dari masyarakat, personil Polsek Kintamani dan Sat Reskrim Polres Bangli bersama team Identifikasi Polres Bangli dipimpin Kanit Reskrim Polsek Kintamani, Iptu I Nyoman Somaada mendatangi TKP.Selanjutnya melakukan olah TKP, meminta keterangan para saksi-saksi dan identifikasi korban. Pemeriksaan luar jenazahdilakukan petugas medis puskesmas Kintamani I, Sang Made Andiatma Putra.
Hasil
pemeriksaan, ditemukan luka patah pada leher, luka robek pada pipi kiri, luka
lecet pada dahi kiri, keluar darah pada hidung dan luka lecet di bagian
punggung dan pantat. “Pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Korban diduga sudan meninggal dunia di tempat kejadian , karena saat dibawa ke
Puskesmas Kintamani sudah dinyatakan sudah tak bernyawa,” jelas AKP Sulhadi.
Lebih lanjut disampaikan penyebab jatuh diduga korban kelelahan dan tidak hati-hati saat berada di puncak Gunung Batur. Jenazah korban sempat dititipkan di RSU Bangli dan Minggu (8/3/2020) sore sudah dibawa pulang oleh keluarganya.
IBUNYA SEMPAT MELARANG
Dari rumah duka di Gria Kelodan, Lingkungan Pasdalem, Gianyar terbetik khabar, ibu korban, Ida Ayu Sri Winten sempat melarang korban untuk mendaki, namun tidak diindahkan korban. Ida Ayu Sri Winten yang ditemui di rumah duka, menurutkan, anak sulungnya yang biasa disapa Gus Eka Adyka, sebelumnya minta izin hendak mendaki. Karena cuaca tidak mendukung, ia melarangnya.
“Kemarin sempat saya larang saat mau berangkat, tetapi malah marah-marah karena dia sudah janji sama teman-teman untuk mendaki,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Ibu korban mengaku tidak mendapatkan firasat apapun. “Tidak ada firasat sama sekali. Tetapi dia sempat cerita kalau dia mimpi disuruh pulang ke sini (Gria Kelodan), karena sehari-hari kami tinggal di Perumahan Bona. Katanya Gus Eka disuruh bangun dan tidur di sini sama Tu Kopangnya sudah disiapkan kamar di gedong dauh,” jelas Ida Ayu Sri Winten.
Saat ini jenazah anak masih dititipkan di Ruang Jenazah Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar. Untuk prosesi pengabenan, akan dilangsungkan setelah hari pegat uwakan. “Prosesinya belum pasti kapan, yang pasti nanti habis pegat uwakan dan akan dilakukan di gria ini,” ungkapnya.
Ida Bagus Ananda Manuaba, kakak sepupu korban, mengatakan, adiknya itu baru pertama kali mendaki. Saat berangkat ia sendiri mengetahui Gus Eka mendaki dengan delapan orang temannya. “Keluarga tahu jam 11 tadi malam, dia minta izin mendaki sama ibunya. Sudah dilarang, tapi bersikeras untuk mendaki. Sekitar pukul 05.00 Wita, salah satu temanya mengubungi ibunya, bahwa adik saya jatuh di lereng gunung. Belum dievakuasi saat itu, dan dievakuasi sekitar jam setengah 6 oleh petugas. Saat itu juga bahwa adik saya sudah dinyatakan meninggal,” paparnya.
Dikatakannya, diperkirakan adiknya terjatuh di pertengahan pendakian, karena jalur itu bukan jalur pendaki pada umumnya. “Tidak pakai pemandu, saat dievakuasi ada luka di kepalanya. Karena jatuhnya di areal suci rencana besok pagi (hari ini-red) jam 8 kami akan menggelar upacara nebusin atma, ngulapin dan mencaru di sana sesuai arahan pemangku setempat,” ujar Gus Manuaba.028/011