Gagal Tambah, PDIP Justru Hilang 1 Kursi di DPRD Bali, Kadek Diana “Bangkit” Lagi di Gerindra

WAYAN Koster (tengah) saat memberi keterangan pers usai mendaftarkan caleg untuk DPRD Bali ke KPU Bali, Mei 2023 lalu. Foto: hen
WAYAN Koster (tengah) saat memberi keterangan pers usai mendaftarkan caleg untuk DPRD Bali ke KPU Bali, Mei 2023 lalu. Foto: hen

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Tidak hanya untuk DPR RI, perolehan kursi PDIP untuk DPRD Bali pada Pemilu 2024 ini juga menurun dengan lepasnya satu kursi. Sebaliknya, Partai Gerindra mendapat berkah efek ekor jas dari figur Ketua Umum Prabowo Subianto yang berlaga, dan menang, dalam Pilpres kali ini. Gerindra melambung dari tujuh menjadi 10 kursi, sedangkan Golkar juga turun dari delapan menjadi tujuh kursi.

Berdasarkan data yang dihimpun, dari 32 kursi yang diperoleh PDIP atau setara 58,2 persen, 22 di antaranya adalah petahana dan sisanya pendatang baru. Untuk Gerindra, dari 10 kursi itu tujuh di antaranya petahana dan tiga pendatang baru, setara dengan 18,2 persen. Partai Golkar, tujuh kursi diumbang dari lima petahana dan dua pendatang baru atau setara dengan 12,7 persen. Partai Nasdem tetap dua kursi, satu petahana dan satu pendatang baru atau setara 3,7 persen. Partai Demokrat kehilangan satu kursi menjadi tiga kursi, yang diperoleh dari dua petahana dan satu pendatang baru, setara dengan 5,4 persen. Terakhir, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tetap satu kursi oleh caleg petahana, setara dengan 1,8 persen.

Bacaan Lainnya
Baca juga :  Wisatawan ke Kintamani Melonjak Hingga 300 Persen

Melihat komposisi dari data tersebut, PDIP kehilangan momentum untuk menambah lima kursi menjadi 38 kursi dari 33 kursi sebelumnya. Pada saat mendaftarkan caleg ke KPU Bali, Kamis (11/5/2023) lalu, Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster, berkata kalkulasi 38 kursi dimaksud adalah dari Buleleng target 8 dari 6, Karangasem dari 3 menjadi 5, Klungkung dan Bangli ditarget minimum 2, Denpasar dari 5 menjadi 6 atau 7, Badung dan Jembrana tetap bertahan dengan perolehan sebelumnya. “Gianyar dari 5 kursi, kami target 6 kursi, sapu bersih,” lugasnya waktu itu.

Temuan menarik adalah adanya “kebangkitan” Kadek Diana, mantan kader PDIP asal Gianyar yang kini berlabuh ke Gerindra. Meski dipecat karena dugaan kasus perselingkuhan dengan sesama kader PDIP, Kadek Dwi Yustiawati, pada pertengahan 2020 silam, karir politik mantan Ketua Komisi III DPRD Bali ini tetap moncer. Target PDIP untuk sapu bersih enam kursi dari Dapil Gianyar seperti digaungkan Ketua DPC PDIP Gianyar, Made Mahayastra, terjegal oleh perolehan suara Kadek Diana. Diana menyingkirkan petahana AA Wira Mantara, mantan kompatriot politiknya di PDIP.

Dari Dapil Kota Denpasar, caleg IGN Gede Marhaendra Jaya yang juga adik Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, menjadi pendatang baru di DPRD Bali bersama AA Istri Paramita Dewi. Dari Gerindra, Made Mulyawan Arya (De Gadjah) dan Zulfikar menjadi pendatang baru. Melihat posisinya sebagai Ketua DPD Partai Gerindra dan kuantitas kursi, De Gadjah hampir pasti sebagai Wakil Ketua I DPRD Bali.

Baca juga :  Polres Tabanan Ringkus Komplotan Pencuri Baterai Tower di Probolinggo

Ketua DPD Partai Golkar Buleleng, IGK Kresna Budi, sebagai petahana, kembali melenggang ke DPRD Bali. Menariknya, dia “ditemani” keponakannya, Agung Bagus Pratiksa Linggih, sebagai pendatang baru yang sama-sama lolos melaju dari Golkar. Di Buleleng, Gerindra juga meloloskan pendatang baru yakni Gede Harja Astawa mendampingi senior sekaligus petahana Nyoman Ray Yusha. Dari Jembrana, gagal sebagai Bupati karena kalah pada Pilkada 2020, Ketua DPC PDIP Jembrana, I Made Kembang Hartawan, akan berkarir di DPRD Bali bersama pasangan calon Wakil Bupati, I Ketut Sugiasa.

Mengenai raibnya satu kursi di DPRD Bali pada Pemilu 2024 ini, Wakil Sekretaris Internal DPD PDIP Bali, Cokorda Gede Agung, tidak berkomentar banyak. “Kami masih menunggu hasil resmi dari rekapitulasi KPU yang dilakukan secara berjenjang. Kita tunggu saja hasil resmi itu,” ucapnya singkat, Senin (26/2/2024).

Di kesempatan terpisah, anggota KPU Bali, Gede John Darmawan, mengaku KPU belum merilis hasil rekapitulasi suara. Sampai saat ini masih berproses dan baru selesai di tingkatan kecamatan. Selanjutnya di tingkat KPU kabupaten/kota, dan kemudian di tingkat KPU Provinsi.

“Setelah ada penetapan hasil dan penetapan calon terpilih, baru bisa diketahui siapa caleg terpilih dan berapa kursi yang diperoleh. Untuk tanggal pleno di Provinsi belum pasti. Kami pasti tunggu jadwal dengan mempertimbangkan kemungkinan proses sengketa,” jawabnya. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.