POSMERDEKA.COM, KARANGASEM – Daun ental (lontar) bagi masyarakat Bali memiliki manfaat luar biasa. Selain untuk karya tulis atau nyurat, daun lontar juga dapat dimanfaatkan sebagai tamas ental yang sering digunakan sebagai salah satu wadah sarana upacara agama Hindu di Bali.
Ni Nengah Kertiani (50), ibu rumah tangga dari Dusun Timbul, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem menjadikan ental untuk berkreasi membuat tamas bali, untuk kebutuhan ekonomi keluarga.
Dalam proses membuat tamas ental dibutuhkan ketekunan. Daun ental mentah dijemur terlebih dahulu untuk mendapat tekstur yang agak keras, agar mudah dibentuk. Sebagian lagi, daun ental diberi pewarna sintetis, biasanya menggunakan warna merah.
Usai menjemur, daun ental dibentuk sedemikian rupa dan mulai dirangkai menjadi tamas. Tamas yang berbentuk wadah bundar ini kemudian dijahit di bagian sisi-sisinya menggunakan tali karung plastik warna putih. Selain berguna memperkuat jahitan dari tamas, juga menambah nilai estetikanya.
Dalam satu minggu, Kertiani dapat memproduksi 1.000 buah Tamas yang dijual ke pengepul. “Satu bal tamas berisi 200 buah dihargai Rp130.000,” katanya, Rabu (10/1/2024).
Rata-rata satu bal tamas diselesaikan dalam dua hari. Dia menuturkan, untuk mengerjakan, dia biasanya dibantu anak perempuannya. Sepulang sekolah, sang anak mulai membuat tamas bersamanya.
Pilihan membuat tamas, karena dia menilai banyaknya upacara agama di Bali yang memerlukan tamas sebagai salah satu sarana upacara. “Biasanya di hari-hari raya pasti banyak terjual. Namun, jika belum terjual juga, saya tidak akan rugi karena tamas ini tidak cepat rusak,” pungkasnya. nad