Dukung Bali Bangkit, Kemenparekraf Gelontorkan Rp20 Miliar

PROGRAM We Love Bali akan direkrut 4.000-an orang untuk bisa menilai program CHSE melalui edutrip keliling obyek wisata se-Bali. foto: gus alit

DENPASAR – Perhatian pemerintah pusat terhadap kondisi Bali di tengah situasi pandemi Covid-19 terus mengalir. Mengingat kondisi Bali yang mengandalkan sektor pariwisata sangat terpuruk akibat dampak virus bernama Sars-CoV-2 ini.

Seperti yang dilaksanakan Kemenparekraf RI yang melakukan kegiatan Implementasi Protokol Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental (CHSE) melalui Program We Love Bali. Tak tanggung-tanggung, total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp20 miliar untuk mendukung pemulihan pariwisata Bali agar bangkit kembali.

Bacaan Lainnya

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa, mengatakan, Bali adalah pusat pariwisata di Indonesia. ‘’Bagus di Bali maka bagus pula di Indonesia, begitupun sebaliknya jelek di Bali maka pariwisata Indonesia juga jelek di mata dunia. Untuk Bali harus dijaga dengan CHSE ini,’’ jelas Rizki Handayani di Denpasar, Selasa (22/9/2020).

Menurutnya, melalui program We Love Bali akan direkrut 4.000-an orang untuk bisa menilai program CHSE melalui edutrip keliling objek wisata se-Bali. ‘’Program We Love Bali untuk mengedukasi masyarakat dan meningkatkan rasa kepedulian terhadap kesehatan seperti pemakaian masker. Kadang-kadang orang tidak paham. Ini rasa kepedulian kesehatan dan kepedulian ekonomi. Bagus di Bali berarti bagus di Indonesia, karena Bali sebagai pusatnya pariwisata,’’ terangnya.

Baca juga :  Pedagang Pasar Seririt Mengadu ke Dewan Buleleng, Keberatan Tarif Pungutan Naik

Kadisparda Provinsi Bali, Putu Astawa, mengatakan, kontribusi pariwisata Bali dalam kondisi normal terhadap pariwisata nasional mencapai Rp116 triliun atau sekitar 41,43 persen dari devisa pariwisata nasional sebesar Rp280 triliun. Dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sebanyak 6,3 juta orang pada 2019 atau mencapai 39,1 persen dari wisatawan mancanegara secara nasional sebanyak 16,1 juta orang.

Sementara terhadap perekonomian, pariwisata Bali memiliki peran strategis yang mencapai 53 persen terutama yang berkaitan dengan sektor jasa, UMKM, dan koperasi, serta menampung tenaga kerja lebih dari satu juta orang. ‘’Munculnya pandemi Covid-19 yang menimpa 215 negara di dunia termasuk Indonesia dan Bali telah menimbulkan dampak luas dan serius di berbagai bidang kehidupan seperti kesehatan, sosial, ekonomi, termasuk pariwisata,’’ jelasnya.

Pandemi ini, lanjut dia, tentu saja dirasakan dampaknya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari Pajak Hotel dan Restoran (PHR) di kabupaten/kota se-Bali, terutama Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar yang mengakibatkan kontraksi pada pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I sebesar -1,14 persen, dan triwulan II sebesar -10,98 persen. Sedangkan untuk PHK pada pekerja sektor pariwisata sebanyak 2.667 orang dan sudah dirumahkan sebanyak 73.613 orang.

Di lain sisi, Pimpinan BI Perwakilan Bali, Trisno Nugroho, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I dan II mengalami kontraksi cukup parah. Triwulan III beberapa indikator sudah mulai meningkat. Sejak kembali dibuka untuk wisatawan domestik sudah mulai ada aktivitas dan ada tanda-tanda perbaikan. ‘’Kita amati masih belum tinggi gerakkannya. Kondisi Agustus-September sudah naik tapi terus melandai. Masih belum stabil,’’ ucapnya.

Baca juga :  Rekomendasi Awal Bawaslu Tak Jelas, Pelantikan PPS demi Keadilan Hukum

Trisno menambahkan, prospek ekonomi Bali, triwulan III mungkin lebih baik tapi masih kontraksi, begitu juga triwulan IV.  Tahun 2020 secara keseluruhan ekonomi Bali masih kontraksi. Dirinya mengungkapkan strategi menahan laju penurunan sektor ekonomi, yakni dengan pembukaan sektor ekonomi dengan disiplin ketat protokol CHSE, percepatan absorpsi belanja pemerintah, akselearasi kredit Bank ke sektor riil, digitalisasi UMKM dan mendorong gerakan bangga buatan Indonesia. ‘’Ada tanda-tanda Bali akan membaik di triwulan III ini. Ada mulai cahaya kelap-kelip,’’ ucapnya.

Sedangkan I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya dari Tim Pemulihan Pariwisata Bali, mengatakan, 13 program pemulihan pariwisata Bali telah disetujui oleh Kemenparekraf. Dibukanya Bali untuk wisatawan domestik, ternyata belum berpengaruh signifikan karena lama tinggal wisatawan hanya 3 sampai 4 hari. ‘’Lewat beberapa kajian, program edutrip ini diharapkan memberi edukasi, pengawasan protokol kesehatan, memberi dampak ekonomi kepada destinasi wisata, karena dari 4.000 peserta nantinya bisa membagikan ke media sosial masing-masing,’’ imbuhnya. alt

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.