BULELENG – Dinas Sosial (Dinsos) Buleleng, Bali menguburkan dua jenazah yang belum diketahui identitasnya alias Mr. X pada Selasa (26/1/2021) pagi. Kedua jenazah yang dikubur di Setra Desa Adat Buleleng itu, yakni mayat ditemukan di Pantai Desa Les, Kecamatan Tejakula, dan jenazah bayi di Pantai Camplung, Kelurahan Banyuasri, Buleleng.
Sebelum penguburan, tim Dinsos Buleleng bersama Unit Reskrim Polsek Tejakula terlebih dahulu melakukan penjemputan jenazah yang dititipkan di ruang jenazah RSUD Buleleng. Selanjutnya, kedua jenazah tersebut dikubur dengan upacara agama Hindu.
Bahkan, letak kuburan kedua jenazah itu bersebelahan, yakni jenazah mayat di Pantai Desa Les berada di sisi utara dan jenazah bayi malang berada di sisi selatan. Prosesi penguburan itu melibatkan jajaran dari Unit Reskrim Polsek Tejakula dan sejumlah krama Desa Adat Buleleng yang bertugas untuk membantu prosesi penguburan.
Kanit Reskrim Polsek Tejakula, Iptu Gede Sudiana, mengatakan, kendati mayat yang ditemukan di Pantai Desa Les telah dikubur, namun proses penyelidikan untuk bisa mengungkap identas mayat itu masih terus dilakukan. “Sampel DNA sudah kami pegang, sebelum nanti kami serahkan ke forensik Polda Bali,” kata Iptu Sudiana.
Hingga saat ini, laporan masyarakat terkait kehilangan anggota keluarga masih nihil alias belum ada. “Ya, laporan dari masyarakat nihil, kami melakukan koordinasi dengan pihak Dinsos Buleleng, terkait prosesi penguburan,” jelas Iptu Sudiana.
Sementara, Kepala Dinsos Buleleng, Putu Kariaman Putra, menjelaskan, prosesi penguburan jenazah yang terlantar adalah tanggungjawab Dinas Sosial, melalui pemohonan dari Polres Buleleng. Lalu, Dinsos meminta izin kepada prajuru Desa Adat Buleleng untuk prosesi penguburan.
Dinsos Buleleng sebutnya telah bekerjasama dengan sejumlah instansi keagamaan untuk penguburan jenazah terlantar di Buleleng. “Kalau jenazah memiliki identitas, kami makamkan sesuai agamanya. Kalau tanpa identitas, maka dimakamkan secara Hindu,” ujar Kariaman Putra.
Tidak saja prosesi penguburan, Dinsos Buleleng juga bertanggungjawab menuntaskan runtutan hingga dilaksanakan upacara ngaben. “Tapi kebanyakan yang jenazah terlantar itu nantinya kami ikutkan dalam proses ngaben massal,” pungkasnya. rik