DENPASAR – Tahapan pendaftaran pasangan calon Pilkada 2020 dimulai pada 4 s.d. 6 September mendatang. Kegiatan ini diestimasi berimplikasi kepada naiknya tensi politik, dan kondisi itu butuh perhatian khusus dari aparat keamanan. Pernyataan itu disampaikan Ketua KPU Denpasar, I Wayan Arsajaya, saat menerima audiensi Kapolresta Denpasar, AKBP Jansen Panjaitan, bersama rombongan, Kamis (18/6/2020).
“Ranah kami di bulan September tanggal 4 sampai 6 itu tahapan pencalonan, dan tensi sudah sangat naik. Tanggal 23 September kami menetapkan pasangan calon, dan tiga hari setelah itu masuk masa kampanye,” urainya.
Yang membedakan dari pemilu sebelum-sebelumnya yang memakai banyak spanduk dan baliho, kata dia, kampanye sekarang hanya satu per paslon yang difasilitasi KPU dan dibiayai APBD. Selain itu kampanye lebih mengintensifkan penggunaan media sosial dan videotron. Pelaksanaan kampanye juga diatur waktunya agar sama-sama menguntungkan paslon. Jika ada kampanye di luar itu, dia menyebut itu ranah Bawaslu untuk menindaklanjuti.
“Untuk debat kami anggarkan dua kali. Terkait kampanye debat, kini tidak lagi menghadirkan pendukung karena ada penjarakan fisik, jadi hanya menghadirkan paslon,” terangnya.
Arsajaya juga memaparkan hal baru lainnya dalam Pilkada 2020 yakni penyelenggara wajib dilengkapi alat pelindung diri (APD). Untuk kebutuhan APD serta penambahan TPS dan lainnya, kata dia, KPU Denpasar butuh tambahan anggaran Rp 3,5 miliar. Ketika menginjak tahapan coklit oleh PPDP, dia minta bantuan pengawalan dari bhabinkamtibmas kepolisian. “Terkait pencoblosan tanggal 9 Desember 2020, kami ingin membangun sebuah budaya di mana kita tidak harus takut (dengan Corona) dan selalu di rumah terus,” tegasnya.
Menyimak pemaparan itu, Kapolresta menegaskan komitmen sinergi antara Polri dengan KPU. Dia mengajak semua pihak menjalankan semua tahapan dengan baik dan aman. Selain itu, Kapolresta mengingatkan KPU untuk melindungi dan meningkatkan keamanan server jangan sampai diretas. “Tugas bersama kita untuk mengantisipasi terkait perkembangan teknologi, dan Pak Kapolda Bali sudah membuat Satgas Kontra Narasi (untuk melawan hoaks atau informasi palsu di media sosial). Kami berharap KPU Kota Denpasar jangan sampai terkontaminasi dan servernya jangan sampai diretas,” pesan alumnus Akpol 1996 tersebut.
Kapolresta juga menanyakan antisipasi KPU jika ada pemilih yang suhu tubuhnya tinggi saat hendak memilih di TPS. Apalagi penerapan protokol kesehatan jelas butuh waktu lebih banyak dibanding dengan pemungutan suara di era normal.
Menanggapi pertanyaan itu, Arsajaya menyebut KPPS disiapkan sarung tangan dan thermo gun untuk mengukur suhu tubuh pemilih di TPS. Sementara bagi pemilih yang ada di rumah sakit karena terpapar Corona, KPU akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit. “Terkait teknologi, kami bekerja sama dengan mahasiswa perguruan tinggi teknologi informasi yang ada di Bali,” tandasnya. hen