POSMERDEKA.COM, MATARAM – Penyebaran berita bohong atau hoaks dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024 dirasa cukup mengkhawatirkan, dan sebarannya di media sosial cukup besar.Menyikapi kondisi itu, Bawaslu NTB membentuk Komunitas Digital “Sahabat Online Bawaslu” (SOB). “Jadi, tugas SOB yang kita bentuk ini adalah untuk melawan hoaks dalam Pilkada Serentak 2024,” ujar Ketua Bawaslu NTB, Itratip, Kamis (26/9/2024).
Menurut dia, sebanyak 200 generasi Z seluruh NTB dilatih selama empat hari, mulai Minggu (23/9) hingga Rabu (26/9). Mereka akan bertugas untuk menangkal dan melakukan pengawasan penyebaran hoaks di media sosial, selama masa kampanye Pilkada 2024. “Kita butuh kehadiran generasi Z atau gen Z untuk terlibat dalam melakukan pengawasan di media sosial,” ucap Itratip.
Lebih lanjut dikatakan, komunitas dari kelompok pemuda dan mahasiswa itu dibentuk karena Bawaslu prihatin terkait kondisi saat ini. Jika terus dibiarkan, bisa menjadi masalah sosial baru di masyarakat. Sebab, sebagian masyarakat tidak bisa membedakan mana hoaks dan mana informasi yang benar.
Karena itu Bawaslu butuh para relawan dari generasi muda yang aktif dalam memainkan teknologi sehari-hari. “Kami mendorong mereka sebagai tim siber yang aktif melakukan penyebaran informasi positif, dan melakukan perlawanan sebaran hoaks dengan apa pun bentuknya,” papar Itratip.
Dia menguraikan, tugas para para gen Z itu nanti adalah menjadi orang pertama yang menyebarkan pengertian jika ada hoaks. Kedua, mereka bisa memberi data pembanding kepada publik bahwa berita yang beredar sekarang adalah hoaks, untuk menciptakan kondisi tidak baik di tengah masyarakat.
Yang dilatih sekira 200-an orang, terdiri dari staf humas Bawaslu kabupaten/kota. Ada perwakilan BEM se-Pulau Lombok, OKP yang bergabung dari Cipayung Plus, plus 30-an pelaku konten kreator tim digital yang ada di NTB.
Bawaslu memandang perkembangan teknologi sekarang ini memberi ruang lebih kepada para konten kreator dalam menyebarkan informasi. Bahkan popularitas mereka sangat tinggi. Tidak jarang pilihan politik mereka mampu mempengaruhi publik secara luas. “Kehadiran mereka sebagai pemicu untuk memberi kegiatan positif bagi OKP atau BEM yang ikut,” ulasnya.
Analis Arus Komunikasi dan Informasi Publik, Ahmad Iswandi, mengapresiasi langkah Bawaslu NTB yang membentuk SOB untuk menangkal hoaks di Pilkada 2024. Menurutnya, tingkat penyebaran hoaks dari pemilu ke pemilu cenderung naik.
“Realitasnya, sebaran atau penetrasi hoaks khususnya di medsos memang cukup meresahkan. Adanya SOB ini bisa meminimalisir, memfilter penyesatan informasi di medsos, lebih-lebih di momentum politik,” tandas Iswandi. rul