POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Pembangunan desa perlu sinergi antara desa dinas dan desa adat. Karena itu perlu ada penyatuan persepsi, sehingga pembangunan di desa tidak tumpang tindih. Pandangan itu diungkapkan tokoh masyarakat Desa Tulikup, I Gusti Ngurah Ketut Winata, Jumat (12/5/2023).
Lebih lanjut dikatakan, Desa Tulikup yang terdiri dari satu desa dinas dan dua desa adat, perlu ada penyamaan persepsi dalam pembangunan untuk kemajuan Tulikup. “Di Tulikup ada 11 banjar adat dan tujuh desa dinas. Perlu duduk bersama untuk pembangunan di desa,” harapnya.
Winata mendaku akan melaksanakan rembug bersama antara desa dinas dan adat guna menyamakan frekuensi. Jika dua lembaga itu sudah satu visi, maka pembangunan tidak akan berjalan sendiri-sendiri.
Tidak hanya perangkat desa dinas dan desa adat, jelasnya, dalam rembug nanti juga akan mengundang sekaa teruna dan PKK dari seluruh banjar. Tujuannya agar mereka bisa memberi masukan, sehingga pembangunan di Tulikup bisa merata di setiap banjar. “Kami tidak menginginkan ada ketimpangan antarbanjar, pembangunan harus merata,” tegasnya.
Untuk itu, kata Winata, perlu ada perencanaan matang. “Perlu perencanaan, sehingga pembangunan di Desa Tulikup bisa merata, tidak ada ketimpangan di 11 banjar tersebut,” tandasnya. adi