Puskesmas Blahbatuh II Gianyar Tolak Bantuan APD Golkar

KETUA DPD Partai Golkar Gianyar, Made Dauh Wijana, bersama Fraksi Partai Golkar DPRD Gianyar menyerahkan APD kepada keluarga tenaga medis. APD yang mereka bawa ditolak Puskesmas Blahbatuh II, Gianyar. Foto:Ist
KETUA DPD Partai Golkar Gianyar, Made Dauh Wijana, bersama Fraksi Partai Golkar DPRD Gianyar menyerahkan APD kepada keluarga tenaga medis. APD yang mereka bawa ditolak Puskesmas Blahbatuh II, Gianyar. Foto:Ist

GIANYAR – Maksud hati memberi bantuan, apa daya ditolak yang diberi. Adagium itu menimpa DPD Partai Golkar Gianyar yang berniat menyalurkan bantuan alat pelindung diri (APD) ke Puskesmas Blahbatuh II, Gianyar, Kamis (16/4/2020). Bantuan yang diserahkan Ketua DPD Partai Golkar Gianyar, Made Dauh Wijana, bersama anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Gianyar malah ditolak Puskesmas. Alasannya juga unik: birokrasi penyerahan bantuan harus satu pintu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Gianyar.

Dauh Wijana mengaku sangat menyayangkan sikap Kepala Puskesmas Blahbatuh II, yang tidak menerima bantuan APD untuk tenaga medis di tengah perkembangan wabah Covid-19 yang cukup mengkhawatirkan saat ini. “Alasan birokratis terlalu rigid (kaku) ini kontraproduktif, padahal tenaga medis garda terdepan dalam penanggulangan Covid-19,” sesalnya.

Bacaan Lainnya

Sekretaris Umum DPD Partai Golkar Bali ini menuturkan, sebenarnya kegiatan penyerahan APD dilakukan sejak beberapa waktu lalu di beberapa puskesmas untuk memastikan bantuan diterima tepat sasaran. Sejauh dia ketahui, APD sekarang sedang sangat dibutuhkan tenaga medis, sehingga APD tersebut diserahkan kepada masyarakat yang memiliki keluarga sebagai tenaga medis yang ada di wilayah yang sama.

Baca juga :  Cara RSUP Sanglah Antisipasi Suket Sehat Bebas Corona Palsu

Penolakan pihak Puskesmas dengan alasan birokrasi, jelasnya, juga dinilai mengabaikan subtansi dari bantuan yang diserahkan. Pandemi Covid-19, ulasnya, sangat serius dan melumpuhkan segala sendi. Untuk itu semua pihak seyogianya tidak boleh main-main dalam situasi ini. Sangat tidak elok, jelasnya, jika ada pihak yang hanya mengutamakan birokrasi tapi pada saat yang sama mengabaikan subtansi.

Yang terpenting dalam penanganan pandemi ini, kata dia, masyarakat terlindungi, lebih-lebih para tenaga medis yang akan merawat pasien terjangkit Covid-19. “Kita tidak ingin tenaga medis menjadi korban karena terkait penanganan,” serunya. nan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.