KLUNGKUNG – Puncak karya Pujawali lan Padudusan Agung di Pura Goa Lawah, Selasa (10/3/2020) dipadati pemedek. Puncak karya Padudusan Agung, di-puput dua sulinggih, yaitu Ida Pedanda Istri Anom Keniten dari Griya Jumpung Anyar Dawan Kelod dan Ida Pedanda Gde Oka Jelantik Dwipayana .
Bendesa Pura Goa Lawah dr. Bagus Darmayasa, menyampaikan, pada Minggu (8/3/2020) dilakukan upacara melasti, mapepada dan ngaturang pakelem di Segara Goa Lawah. Melasti dimaksudkan sebagai upaya penyucian seluruh pralingga Ida Batara, demikian juga mapepada untuk menyucikan binatang yang akan digunakan sebagai sarana upacara. Sementara rangkaian karya diawali dengan nyujukang tetaring, ngunggahang sunari, nyuci, nuhur tirtha di Pura Sad Khayangan di Bali.
Bagus Darmayasa, menambahkan, dalam rangkaian karya agung ini, juga dilaksanakan pawintenan beberapa warga pengempon dan warga lainnya. Ida Batara nyejer selama tujuh hari, masineb pada 17 Maret 2020, pukul 15.00 Wita.
Bagus Darmayasa mengharapkan, umat Hindu di Bali maupun di luar Bali, yang ingin melaksanakan persembahyangan, diharapkan menyesuaikan dengan waktu dudonan karya. Selain itu, bagi umat sedharma yang melaksanakan upacara nyegara gunung, agar menghindari tabrakan jadwalnya dengan upacara yang sedang berlangsung di Pura Goa Lawah. ‘’Dimohon kepada umat, yang akan melaksanakan upacara nyegara gunung, supaya mencari waktu lain, setelah Karya Padudusan Agung selesai,” ujarnya.
Pihaknya juga himbau kepada para wisatawan yang hendak berkunjung ke Goa Lawah, selama pelaksanaan Karya Padudusan Agung ini, hanya diperkenankan masuk sampai di madya mandala. Pihaknya berharap wisatawan bisa memaklumi situasi di dalam pura dengan aktivitas umatnya. ‘’Panitia juga akan mengatur pamedek yang ingin sembahyang dengan sistim kartu antrian. Tujuannya, agar pamedek yang akan melaksanakan pembahyangan bisa teratur dan nyaman,’’ pungkasnya. tra