DENPASAR – Sejak dua hari belakangan, banyak pihak mengeluh melalui akun dan media sosial, bahwa pintu masuk Bali dari Gilimanuk masih sangat longgar. Banyak orang masuk Bali lewat Gilimanuk dan turun di Terminal Mengwi tanpa pemeriksaan kesehatan.
Sejumlah kalangan yang memantau di Gilimanuk dan Terminal Mengwi mendapatkan data, bahwa petugas di Gilimanuk hanya menanyakan KTP sopir, sementara penumpang tidak diperiksa sama sekali mengenai data kesehatan mereka.
Hal ini sangat disesalkan, apalagi virus Corona khususnya di Jawa Timur sangat merata di sejumlah kabupaten, di mana penduduk di sana banyak yang pergi ke Bali.
Sejumlah Kelompok Ahli Pembangunan Gubernur Bali seperti Prof. Damriyasa, Prof Gelgel, Dr. Kastawan, dan Nyoman Sujaya dalam perbincangan Minggu (29/3) via media sosial mengatakan, OPD terkait di Bali diharapkan lebih responsif mendata kedatangan orang di pelabuhan Gilimanuk.
Mereka mengatakan, berdasarkan pemantauan, di Padangbai pihak kepolisian sudah bertindak ketat—tetapi di Gilimanuik dianggap sangat longgar.
Semua pihak perlu terlibat di pelabuhan antara lain Dinas Kesehatan, TNI/Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan, desa adat setempat dan lain-lain.
Bali memang masih terbuka bagi siapa saja, tetapi masuknya orang luar Bali yang sudah terkena virus Corona seharusnya diperketat pemeriksaannya. Kalau memang perlu diisolasi, maka lakukan isolasi.
Hal itu perlu dilakukan, sebab saat Nyepi belum lama ini, banyak penduduk pendatang pulang ke Jawa, dan kini balik lagi ke Bali. Pertanyaannya, apa mereka tidak mustahil terkena virus Corona di daerahnya, lanjutnya di bawa ke Bali, mengingat wabah virus di Jawa semakin meningkat? 021