POSMERDEKA.COM, GIANYAR – KPU Gianyar menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di Wantilan Pura Samuan Tiga Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Selasa (23/1/2024). KPU Gianyar menghadirkan 213 pemilih atau masyarakat yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS 018 Banjar Taman, Desa Bedulu sebagai pemilih dalam simulasi tersebut.
Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Gianyar, Ni Made Suniari Siartikawati, menjelaskan, hasil dari simulasi akan dijadikan acuan dalam pemungutan suara nyata nantinya.
“Simulasi akan kita jadikan acuan untuk pemungutan dan penghitungan nanti. Berapa limit waktu yang diperlukan untuk pencoblosan, dan berapa limit waktu untuk penghitungan. Setelah simulasi ini, kami akan lakukan evaluasi untuk perbaikan,” jelasnya.
“Dari simulasi sebelumnya, pemilihan memerlukan waktu paling cepat tiga menit dan paling lama lima menit per orang. Namun, untuk penghitungan suara Pilpres dan DPD memerlukan waktu sekitar satu jam, sedangkan untuk DPR sekitar 2,5 jam,” lanjutnya.
Ketua KPU Gianyar, I Wayan Mura, menambahkan, simulasi ini merupakan kondisi riil yang nanti terjadi pada pemungutan dan penghitungan suara 14 Februari mendatang. Karena itu, semua pemilih didatangkan untuk simulasi ini, termasuk petugas TPS.
Lebih lanjut, Mura menjelaskan, selain untuk menyosialisasikan proses Pemilu 2024, simulasi juga untuk mencari tahu persoalan yang selama ini terjadi. Setelah itu dicarikan solusi untuk direkomendasikan ke KPU RI.
“Kami melakukan ini untuk memetakan potensi permasalahan, baik dari segi waktu maupun dari segi proses penghitungan di akhir kegiatan. Ini kami petakan untuk mendapat solusi,” ujarnya.
Mura menguraikan, pada Pemilu 2019 lalu, beban Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sangat tinggi. Ini menjadi momok dalam rangka perekrutan KPPS. Dulu menyalin hasil sejumlah partai politik, sekarang boleh difotokopi. Kemudahan ini dipetakan, dan nanti direkomendasikan ke KPU RI.
Dalam simulasi ini, kata Mura, pihaknya telah melakukan evaluasi pada berbagai proses. Untuk penyelenggara, dia menilai mereka harus terorganisir. Dengan begitu, di TPS, sebelum memulai pemungutan suara, sudah dipetakan masing-masing tupoksinya.
Mulai dari pemberitahuan terdaftarnya pemilih sampai ke bilik suara. “Jika sudah terdaftar sebagai DPT, walau tak bawa C6 tapi hanya bawa KTP, tidak kita masukkan sebagai DPK, karena sudah terdaftar di DPT,” jelasnya.
Secara normatif, sambungnya, mungkin dalam simulasi bisa berjalan dengan baik. Hanya, tidak menutup kemungkinan pada hari pemungutan suara nanti, banyak hal bisa terjadi yang butuh informasi, pemahaman, penanganan pelaksanaan, dan hal-hal lainnya di hari H.
Sekda Gianyar, Dewa Gede Alit Mudiarta, berkata simulasi pemungutan dan penghitungan perolehan suara di TPS merupakan bentuk komitmen jajaran KPU dalam menyukseskan Pemilu 2024. “Jadikan simulasi ini sebagai pelajaran bersama untuk menjadi modal besar kita pada pelaksanaan Pemilu nanti,” ajaknya.
Mudiarta berharap peran serta dan dukungan aktif semua pihak untuk turut menjadi penentu kesuksesan saat Pemilu. “Semoga simulasi ini menjadi tahap persiapan yang mantap bagi stakeholder Kabupaten Gianyar guna menyelenggarakan Pemilu 2024 secara kondusif, aman, damai, dan demokratis,” pesannya. adi