Melalui Sibanjar.info, Unud Inisiasi Pelestarian Budaya Mejejahitan

PENGEMBANGAN website www.sibanjar.id untuk memfasilitasi kaum perempuan (krama banjar istri) berbagi pengetahuan dan keterampilan mejejahitan saat dipresentasikan dihadapan peserta Simposiun Nasional yang diselenggarakan LPPM Unud. Foto: ist
PENGEMBANGAN website www.sibanjar.id untuk memfasilitasi kaum perempuan (krama banjar istri) berbagi pengetahuan dan keterampilan mejejahitan saat dipresentasikan dihadapan peserta Simposiun Nasional yang diselenggarakan LPPM Unud. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi  oleh civitas akademika Universitas Udayana, utamanya kalangan dosen berjalan lancar baik bidang penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat. Satu dari berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat (LPPM) Unud, terkait optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dalam pelestarian budaya mejejahitan di Banjar Ubung, Kelurahan Sempidi, Kabupaten Badung.

Sekretaris LPPM Unud, Prof. Ir. Ni Made Ary Esta Dewi Wirastuti, ST., MSc., PhD., IPM., mengungkapkan, pihaknya menginisiasi pengembangan website www.sibanjar.id untuk memfasilitasi kaum perempuan (krama banjar istri) berbagi pengetahuan dan keterampilan mejejahitan. ‘’Website ini dibangun dengan tujuan ibu-ibu PKK dan generasi muda khususnya perempuan di Banjar Ubung, Sempidi, Mengwi, Badung, lebih mengenal budaya dan adat, dengan mendokumentasikan, menyimpan dan melihat kembali informasi yang sudah terdokumentasi pada sistem informasi berbasis web,” tuturnya.

Bacaan Lainnya

Ditambahkan, tujuan lain yang ingin dicapai adalah melestarikan budaya jejahitan, bebantenan, rerahinan dan awig-awig untuk diwariskan dan mudah dipelajari oleh masyarakat adat dan generasi muda.

Guru Besar Fakultas Teknik Unud itu mengakui tantangan pengembangan website ini relatif berat. Pertama, kesulitan mencari dokumentasi tentang jejahitan, bebantenan, rerahinan pura di lingkungan Banjar Adat Sempidi serta awig-awig. Di samping itu, generasi muda juga kesulitan mendapatkan sarana untuk belajar jejahitan, bebantenan di lingkungan Banjar Adat Sempidi.

Baca juga :  Waspada! Kasus Aktif Covid-19 di Denpasar Terus Bertambah

‘’Kami yakin www.sibanjar.id dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tersebut, dan berbagai permasalahan dapat diatasi sehingga upaya pelestarian kebudayaan Bali dengan digitalisasi materi pembelajaran dapat terwujud,” tambah Prof. Dewi Wirastuti.

Dijelaskan, website tersebut sedang tahap uji coba dan perekrutan maupun pelatihan tenaga admin lokal. Website ini, katanya, diluncurkan pada akhir November 2024. Sebanyak 90 KK krama adat istri Banjar Ubung akan menerima manfaat pada tahap awal. Jika pengelolaan sibanjar.id ini berjalan lancar terbuka peluang dikembangkan di banjar-banjar adat yang lain di Bali.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut sudah dipresentasikan dihadapan peserta Simposiun Nasional yang diselenggarakan LPPM Unud pada 29-30 Oktober 2024. Kegiatan pengabdian lain juga dibahas peran KUB dalam pengelolaan hutan mangrove sebagai ekowisata di Desa Pemogan (Denpasar), pencegahan ASF Babi di Desa Musi (Buleleng), meningkatkan minat perempuan menekuni agribisnis anggrek di Abiasemal (Badung).

Dosen-Dosen Prodi Biologi FMIPA Unud yang dikoordinir I Ketut Ginantra melakukan pendidikan dan pelatihan bagi pengelola kelompok usaha bersama (KUB) Simbar Segara Pemogan. Pengelola KUB tersebut didampingi dalam penyusunan paket wisata seperti aktivitas wisata susur mangrove, reboisasi mangrove.

“Susur mangrove/mangrove tour telah mampu memberikan interpretasi terhadap keanekaragaman flora dan fauna, keunikan hutan mangrove Simbar Segara, menumbuhkan kepedulian peserta dalam konservasi mangrove, peduli tentangbahayasampah plastik terhadap mangrove dan aksi nyatanya berupa pembersihansampahplastik,” tegas I Ketut Ginantra.

Baca juga :  Fokus Konsolidasi Internal, PDIP Mataram Belum Elus Calon Pilkada 2024

Ditambahkan, pihaknya juga mendukung penanaman hutan kembali dengan mendistribusikan 500 bibit pohon mangrove.

I Made Merdana dkk., dari Fakultas Kedokteran Hewan menawarkan solusi penanganan penyakit ASF (African Swine Fever) atau dikenal sebagai virus babi di Desa Musi, Gerokgak. Desa Musi dikenal sebagai sentra peternakan babi dengan populasi babi mencapai 3.120 ekor babi dan 70 persen bibit dihasilkan masyarakat setempat.

Penyakit ASF, kata Made Merdana, telah mewabah di Bali, kematian babi tinggi pada semua model peternakan namun demikian belum di temukan obat maupun vaksin untuk menangani ASF. “Kegiatan ini bertujuan memberikan informasi yang benar terkait ASF, bimbingan teknis pencegahan penyakit (biosecurity) ASF, pengendalian parasiter dan vektor penyakit, pelayanan medik veteriner, dan penyerahan bantuan desinfektan dan premiks,” tutur I Made Merdana.

Ditambahkan, kegiatan tersebut menyasar 4 kelompok wanita tani dan 35 peternak babi. Jenis kegiatannya, kata I Made Merdana, berupa layanan kesehatan pada 80 ekor babi (kebanyakan induk babi) maupun penyerahan bantuan desinfektan, vitamin, obat cacing dan ektoparasit. 

Ni Made Classia Sukendar, S.Arsl., M.Agb dkk., dari Fakultas Pertanian Unud melaksanakan pengabdian berupa kegiatan aklimatisasi anggrek dengan perlakuan colchicine untuk meningkatkan inovasi dan minat perempuan menekuni bidang agribisnis di Desa Abiansemal.Kegiatan ini berfokus pada pemberian informasi mengenai pentingnya pemanfaatan pekarangan rumah, khususnya dalam rangka menambah nilai kegunaan serta estetika yang ada. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.