POSMERDEKA.COM, MANGUPURA – Setelah menuntaskan empat cabang olahraga (cabor) yakni Cricket, Kabaddi, Bridge dan Catur, kini rangkaian event bertajuk ”KONI Badung Sport Tourism” (KBST) tahun 2024, kini cabor muaythai mulai dipertandingkan sejak Jumat (5/7/2024).
Pertandingan selama tiga hari hingga Minggu (7/7/2024) digelar di GOR Segara Perancak, Canggu, Jumat (5/7/2024), melibatkan 150 atlet. Dari segi jumlah peserta (atlet), cabor muaythai tidak memenuhi target minimun yang diberikan KONI Badung yakni sebanyak 300 atlet.
”Terkait target jumlah peserta, saya sudah lapor ke pak Nariana (Ketua Umum KONI Badung,-red). Masalahnya banyak peserta mengundurkan diri, bahkan itu dilakukan H-2,” ungkap Ketua Umum Pengkab Muaytahi Indonesia (MI) Badung Marcos Manurung, disela-sela pertandingan berlangsung.
Beragam alasan disampaikan terkait mundurnya banyak atlet tersebut, tetapi yang dominan kebanyakan mengaku tak dapat ijin. Utamanya disampaikan para atlet lokal Bali.
Sementara Sekretaris Umum Pengprov MI Bali Wayan Suwita berdalih, katanya banyak pelatih MI Bali takut menurunkan atletnya di kejuaraan internasional karena lawannya tidak jelas. Tidak tahu bagaimana track record atlet yang akan dilawan.
Walau demikian, KBST cabor muaythai tetap diminati atlet-atet luar Bali. Bahkan, Jawa Timur (Jatim) menurunkan tim PON XXI/2024. Sayang momen ini tidak dimanfaatkan para atlet muaythai PON Bali, setidaknya menjadikan ajang try in dari pada sengaja try out ke luar daerah yang membutuhkan dana tidak sedikit.
”Selain Tim PON Jatim, peserta luar Bali juga ada dari Surabaya, Banyuwangi, Timika, Banten, dan Kalimantan Timur. Beberapa juga ada dari luar negeri seperti Rusia, Australia, Hongkong, Irlandia, Prancis dan Spanyol,” terang Marcos, seraya menambahkan, kejuaraan akan mempertandingkan kelompok umur 10-11 tahun, 12-13 tahun, 14-16 tahun, 16-17 tahun dan senior.
KBST 2024 cabor muaythai ini juga dipantau Wakil Ketua Pengurus Besar (PB) MI Bidang Binpres, Opneil Untung T, SE. M.Si. Bahkan Opneil langsung memberi apresiasi karena kejuaraan ini sangat baik. Perlu dilanjutkan di masa depan, sebab peminatnya pasti banyak.
“Kalau event ini dipersiapkan dengan baik, PB MI dapat menyebarluaskan undangan ke seluruh Indionesia dan ke Luar Negeri. Peserta pasti banyak, apalagi tempatnya di Bali,” lanjut Opneil seraya menambahkan, sport tourism perlu dikembangkan, apalagi bagi Bali. Sebab banyak turis luar negeri dan dalam negeri ingin datang ke Bali sambil berolah raga.
Menurutnya, apa yang dilakukan KONI Badung, betul sangat menarik, dan patut menjadi contoh di Indonesia. PB MI ingin mengembangkan cara-cara ini, sebab banyak anak – anak berminat di olahraga Muaythai. “Lain kali PB MI ingin melakukan hal seperti ini di Bali,” kata Opneil.
Pada bagian lain, Ketua Umum KONI Badung Made Nariana, sangat menyayangkan atlet MI di Bali tidak memanfaatkan kejuaraan tersebut untuk menambah pengalaman bertanding. “Saya benar-benar sangat kecewa dengan atlet kita di Bali, diprovokasi supaya jangan ikut KBST,” kata Made Nariana yang notabene pendiri MI Bali dan mantan Ketua Umum Pengprov MI Bali selama 12 tahun.
Alasan atlet Bali absen sebagaimana dijelaskan Sekretaris Umum Pengprov MI Bali Wayan Suwita, menurutnya kurang masuk akal. ”Aturan pertandingan sudah jelas. Wasit tidak akan membiarkan seorang atlet dibantai habis lawannya, sebab keselamatan atlet utama dalam setiap kejuaraan apa pun, termasuk di MI yang keras itu,” pungkasnya. yes