POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Banjir bandang yang melanda Kota Denpasar pada Rabu, 10 September 2025, membawa dampak besar bagi masyarakat. Salah satu sektor yang terdampak cukup parah adalah dunia pendidikan.
Beberapa sekolah dasar di wilayah Denpasar Barat (Denbar), seperti SDN 21 Dauh Puri dan SDN 16 Pemecutan, ikut tergenang air, menyebabkan kegiatan belajar mengajar terhenti. Meskipun banjir telah surut, dampak yang ditinggalkan masih terasa.
Tumpukan sampah, lumpur, dan genangan kotoran membuat lingkungan sekolah tidak layak untuk digunakan. Kondisi ini menimbulkan tantangan bagi para guru dan siswa yang ingin kembali menjalankan aktivitas belajar mengajar secara normal. Di tengah situasi yang sulit, semangat kebersamaan antar sekolah tetap menyala.
Sejumlah kepala sekolah (Kasek) dan guru SD di wilayah Denpasar Barat di bawah komando Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Denpasar Barat, Agus Eka Sanjaya; bersama Kabid Pembinaan SD Disdikpora Kota Denpasar, I Nyoman Suriawan, bergerak untuk membantu membersihkan sekolah yang terdampak banjir. Mereka turun melaksanakan gotong royong membersihkan areal dua sekolah itu dari dampak banjir pada Selasa (16/9/2025).
Dengan penuh semangat, para kasek dan guru membantu para guru di SDN 21 Dauh Puri dan SDN 16 Pemecutan, membersihkan ruang kelas, halaman sekolah, serta fasilitas lainnya yang tertutup lumpur. Mereka menyapu, mengepel, mengangkat sampah, hingga membersihkan peralatan sekolah yang terendam air.
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Denpasar Barat, Agus Eka Sanjaya, mengutarakan, kegiatan ini tidak hanya bertujuan mengembalikan lingkungan sekolah menjadi bersih dan layak digunakan, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai kebersamaan, tanggung jawab, dan persatuan di antara sekolah. ‘’Semua dilakukan dengan tujuan agar kegiatan belajar mengajar bisa kembali berjalan dengan normal dan anak-anak dapat belajar dalam lingkungan yang bersih dan nyaman,’’ ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SD Disdikpora Kota Denpasar, I Nyoman Suriawan, mengapresiasi langkah kepala sekolah dan guru di Kecamatan Denpasar Barat dalam membantu sekolah terdampak bencana banjir. Aksi kemanusiaan ini bukan hanya sekadar upaya membersihkan sekolah, tetapi juga mencerminkan nilai gotong royong.
Menurutnya, kehadiran para kepala sekolah dan guru-guru ini menjadi bukti nyata bahwa solidaritas sosial mampu mengatasi berbagai tantangan, termasuk dampak bencana. Bencana memang bisa datang kapan saja, tetapi dengan kebersamaan dan kepedulian, dampaknya bisa diminimalkan dan pemulihan bisa berjalan lebih cepat.
‘’Semoga semangat gotong royong ini terus tumbuh dan menjadi budaya insan pendidik dan tenaga kependidikan di Kota Denpasar. Dengan kerja sama dan kepedulian, setiap tantangan dapat dihadapi bersama demi masa depan pendidikan di Kota Denpasar yang lebih baik,’’ ungkapnya. tra
























