POSMERDEKA.COM, BULELENG – Mantan Bupati Jembrana, Ida Bagus Ardana (84), dikenal sebagai sosok yang disiplin dan komunikatif semasa hidupnya. Pada masa pemerintahan orde baru, Ida Bagus Ardana, menghabiskan masa kecilnya di Griya Beten Cempaka, Kelurahan Liligundi, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, hingga sekolah menengah atas. Selanjutnya, kuliah di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sebelum akhirnya menjadi Bupati Jembrana 1980-1990.
‘’Yang saya tahu beliau juga sempat bertugas sebagai Asisten Sekda dan Kepala Bappeda di Negara. Beliau orangnya sangat disiplin semasa hidup,’’ kenang Adik Ida Bagus Ardana, Ida Bagus Lilik Sudirga, saat ditemui di rumah duka, di Kelurahan Liligundi, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Jumat (9/8/2024) sore.
Sebelumnya, Ida Bagus Ardana bersama istrinya Anak Agung Sri Ayu Wulan Terisna (64) ditemukan tewas di rumahnya di Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Kamis (8/8/2024) sekitar pukul 19.30 Wita.
Kepergian Ida Bagus Ardana pun menyisakan luka mendalam dari pihak keluarga. Tak hanya itu, kepergian almarhum juga memberikan tanda tanya. Sebab, meninggalnya sepasang suami-isteri itu terbilang tidak logis.
Kata Surdiga, yang membuat kematian itu misterius adalah ditemukannya kedua jenazah di lokasi yang berbeda namun dalam waktu yang bersamaan. Ida Bagus Ardana ditemukan di belakang rumah, sedangkan sang istri di dalam kamar. Kondisi ini membuat pihak keluarga menduga adanya hal yang tidak wajar.
‘’Ini kan aneh, karena kok barengan meninggalnya suami-istri,’’ ucapnya.
Pihak keluarga pun, disebut sempat tidak bisa masuk ke dalam rumah karena kondisinya terkunci. Dimana, menantu Ida Bagus Ardana sempat melompat pagar untuk mengecek ke dalam. Hingga akhirnya istri Ida Bagus Ardana diketahui terbujur kaku di dalam kamar.
‘’Sebelum kejadian itu keluarga tidak menerima tanda-tanda maupun firasat apapun,’’ imbuh Surdiga.
Dikeluarga, Ida Bagus Ardana merupakan sosok yang dituakan. Sebab merupakan anak pertama dari 10 bersaudara. Dia, juga meninggalkan tiga orang anak. ‘’Beliau sangat kami hormati,’’ ucapnya.
Saat ini, jenazah keduanya akan dilakukan kremasi di Denpasar. Hal itu dilakukan, karena kondisi jenazah keduanya yang tidak memungkinkan dibawa ke Buleleng. Nantinya, untuk upacara ngaben akan dilakukan di Singaraja. Keluarga pun, kini tengah mencari hari baik untuk melakukan upacara ngaben.
‘’Kesepakatan kita di sana saja dikremasi, karena menurut anaknya kondisi mayat tidak memungkinkan dibawa ke sini karena tidak utuh,’’ katanya. edy