Banyak Turis Sudah Mau Ke Bali, Bagaimana Kiatnya Memenuhi Keinginan Itu?

I Ketut Jaman, Dirut Melali MICE
I Ketut Jaman, Dirut Melali MICE

BALI, yang diakui pemerintah pusat terbaik dalam menangani Covid-19 (virus Corona) – ternyata membawa dampak positif bagi dunia pariwisata. Citra tersebut menimbulkan optimisme, bahwa Bali tetap akan menjadi obyek penting pariwisata dunia, dengan menerapkan pola hidup baru (new normal)  setelah muncul virus Corona belakangan ini.

Direktur Utama “Melali MICE” — I Ketut Jaman, yang  merupakan salah satu praktisi di bidang pariwisata Bali  mengakui hal tersebut.

Bacaan Lainnya

Ia mengatakan, dalam sebuah pertemuan di Dinas Pariwisata Bali antara kalangan industri pariwisata, Kadisparda Bali dan kelompok ahli pembangunan Gubernur Bali, muncul niat membuka Bali secara terbatas.

Kalangan industri pariwisata ingin membuka obyek kawasan Nusa Dua (ITDC – International Tourism Development Corporation). Usulannya di tengah Bali selama dua bulan ini dilanda Covid,  tentu dibuka secara terbatas menggunakan protokol era baru dan SOP new normal.

Kawasan Nusa Dua mudah dikontrol dan dijaga dengan ketat secara fisik dan non-fisik, sehingga penghuninya tidak mudah tertular virus Corona.

Misalnya bulan Juni mulai dilakukan sosialisasi, dan Juli dapat menerima tamu yang sudah banyak ingin melancong ke Bali.

Ketut Jaman mengatakan, banyak pelancong sudah mau berlibur ke Bali, tanpa harus “melali” ke tempat obyek turis yang masih ditutup rapat. Turis hanya tinggal di Hotel dengan pengawasan ketat. Dilayani karyawan yang sudah terbukti memiliki status  “bebas  penyakit Corona” atau sudah di test kesehatan mereka.

Baca juga :  PDI-P, Partai Pemenang Bersatulah Bangun Bali

SOP yang lain, bisa saja karyawan yang dikerahkan melayani tamu itu,  langsung tinggal di Hotel, sehingga tidak bergaul dulu ke masyarakat umum. Persyaratan lain; tamu yang diterima terbatas. Setengah (50 persen) dari jumlah kamar, mereka tidak boleh keluar hotel bergaul dengan masyarakat, dan memenuhi ketentuan lain sesuai persyaratan new normal.

Dengan cara demikian, Hotel akan dapat mulai bergerak memutar ekonomi rakyat Bali. Di pihak lain, mereka yang ingin tetap tinggal di rumah, bekerja dari rumah, belajar dari rumah tetap berlaku. Pelan-pelan pelayanan umum dilonggarkan. Mall dibuka terbatas, pasar sudah sejak awal juga terbatas, dan pemeriksaan masyarakat yang lain terus berlangsung dengan cermat dan ketat.

Ketut Jaman yang sejak lama berkecimpung di dunia MICE juga mengusulkan seminar-seminar terbatas mulai dihidupkan di Hotel. Ia melihat sejumlah lembaga di Jakarta masih memiliki dana untuk memulihkan dunia pariwisata.

Malah ia mendengar, Bali diharapkan yang pertama akan menerapkan kehidupan baru (new normal), khususnya dalam dunia pariwisata.

Sebagaimana  yang dia serap dari kalangan pemilik Hotel (manajemen hotel) —  jika kondisi sekarang tetap berlaku sampai Juni atau Juli, hotel benar-benar di Bali akan kolaps. Pasalnya simpanan mereka hanya sampai Juni membiaya operasional hotel dan membayar karyawan  yang dirumahkan selama ini karena turis nol persen.

Jaman berharap otoritas di Bali jangan malu-malu minta bantuan pejabat di Jakarta, karena mereka memiliki dana untuk pemulihan ekonomi ini.

Baca juga :  Optimisme Giriasa, Badung Tetap Makin Hebat

Bagiamana, apa usulan industri pariwisata ini akan dapat diwujudkan? Entahlah. Tapi yang pasti,  Gubernur Bali Wayan Koster sudah memerintahkan seluruh Pejabat OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Bali menyusun protokol Bali Era Baru menghadapi kondisi new normal. (nariana)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.