JEMBRANA – Ombak besar belakangan ini di pesisir pantai di Jembrana membuat sejumlah wilayah porak-poranda tergerus abrasi. Kondisi kian mencemaskan dialami warga yang tinggal di pesisir Lingkungan Jineng Agung dan Lingkungan Asri, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Bagaimana mereka menghadapi situasi ini?
Abrasi memang menerjang wilayah Jembrana ini sejak 10 tahun terakhir, dan selalu berlangsung setiap bulan Mei hingga Agustus. Usulan untuk penanganan abrasi di pesisir sudah sering dilakukan Pemkab Jembrana, tapi hingga kini sama sekali belum ada penanganan.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-PKP) Jembrana, dari panjang pantai 76 kilometer di Jembrana, kurang lebih 12 kilometer tergerus abrasi. Tercatat ada 22 titik abrasi di Jembrana, mulai dari Kecamatan Melaya, Kelurahan Gilimanuk, hingga Kecamatan Pekutatan di Desa Pengeragoan. Hingga saat ini, Pemkab Jembrana dengan bantuan dari pemerintah pusat baru mampu menangani sepanjang 3 kilometer panjang pesisir yang dihajar abrasi.
Tidak adanya penanganan optimal tersebut membuat seluruh pantai di wilayah Jembrana makin hari makin parah. Sejumlah rumah warga di pesisir yang dulu jauh dari bibir pantai, sekarang acapkali menjadi bulan-bulanan keganasan ombak. Meski berbagai upaya swadaya dilakukan warga pesisir untuk menahan ganasnya ombak saat pasang, tapi hal itu selalu gagal. Ombak besar musiman terjadi setiap tahun antara bulan Mei, Juni, Juli hingga Agustus.
Kalaupun ombak besar sudah mereda, tapi deburan ombak masih jadi ancaman bagi warga pinggir pantai. Sebab, hantaman ombak hanya ditahan buis-buis dan reruntuhan bekas bangunan yang terus bergeser, beberapa di antaranya malah hanyut diseret ombak. “Ombak hari ini sudah agak surut dibanding kemarin saat Purnama Kamis (7/5/2020), yang menyebabkan roboh sejumlah pohon dan bangunan. Ombak kali ini tergolong paling besar dan ganas,” tutur Supandi, warga setempat.
Hal senada diungkapkan warga lainnya. Untuk mengantisipasi musibah tahunan ini, warga pesisir Lingkungan Jineng Agung dan Lingkungan Asri telah berupaya bergotong royong pada Minggu (10/5/2020) dengan memasang beton buis di titik-titik rawan. Selain itu, karung-karung plastik berisi pasir juga dipasang warga, meski gelombang besar masih jauh lebih kuat hingga menghancurkan bangunan sampai kandang ternak. Karena keganasan alam itu, belakangan ini warga jadi susah tidur karena khawatir digulung ombak.
Lurah Gilimanuk, Gede Wariana Prabawa, yang dimintai komentar, Senin (11/5/2020) mengatakan, abrasi pantai di dua lingkungan wilayahnya tersebut sangat memprihatinkan. Dia bercerita, bersama warga sudah berusaha menangani dengan bergotong royong memasang buis dan karung pasir. Ada juga bantuan semen, batu dan pasir dari sejumlah pihak. Nanti pada saat gotong royong berikutnya, dia mendaku sudah mengusulkan peminjaman eskavator ke Pemkab Jembrana melalui Kabag Perlengkapan. “Kami berharap ada bantuan dari pemerintah pusat untuk pelindung pantai. Kami bersama kecamatan sudah mengajukan permohonan bantuan penanganan abrasi tersebut,” tandasnya. 024