Wujudkan Manajemen Keolahragaan Baik, KONI Gianyar Belajar ke Jogja

KUNJUNGAN KONI Gianyar ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, YOGYAKARTA – Prestasi keolahragaan tidak dapat diwujudkan secara instan, melainkan harus dipersiapkan dengan baik sejak dini. Meningkatkan prestasi keolahragaan di Kabupaten Gianyar, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Gianyar melaksanakan studi banding ke KONI Bantul. Juga belajar tentang pelatihan fisik ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 21 dan 22 Desember 2023.

Kunjungan diawali kunjungan ke KONI Bantul pada Kamis (21/12/2023) untuk menemukan skema yang tepat dalam manajemen keolahragaan. Seperti motivasi atlet, penyediaan sarpras dan lainnya guna mewujudkan prestasi keolahragaan.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gianyar, I Wayan Wirasa, mengungkapkan, Gianyar pernah meraih peringkat 3 dalam Porprov Bali 2017. Sayang, turun lagi dalam Porprov 2019 dan 2022 ke peringkat 4.

“Kami ingin prestasi bisa meningkat. Bagaimana atlet dan wasit bisa kita bina dan program seperti apa yang bagus yang bisa diadopsi, atau kerja sama yang bisa dijalankan guna meningkatkan prestasi keolahragaan,” papar Wirasa saat menyampaikan tujuan kunjungan di UNY.

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan Olahraga UNY, Fausi, mengatakan, dalam pembinaan harus diawali dengan analisis SWOT untuk memetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang akan terjadi.

Baca juga :  Rem Blong, Motor Masuk Jurang di Karangasem, Dua Tewas

Misalnya jumlah siswa SD/SMP yang dimiliki, kekayaan SDM, dan banyaknya masyarakat olahraga. “Serta analisis kelemahannya seperti sistem pembinaan, terbatasnya dukungan pemerintah atau lemahnya kurikulum penjas di sekolah,” tuturnya.

Dia menguraikan, pembinaan olahraga dimaksudkan untuk meningkatkan apresiasi dan partisipasi seluruh masyarakat terhadap olahraga, sebagai salah satu kekuatan pembangunan yang unggul. Pembinaan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kesegaran jasmani bangsa Indonesia, yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas nasional.

Strategi pembinaan olahraga, ulasnya, harus dilakukan dengan pola kerja terpadu melalui mekanisme koordinasi integrasi dan sinkronisasi antarlembaga, instansi atau organisasi terkait.

“Pembinaan dilakukan secara bertahap, berjenjang, dan berkesinambungan. Serta disesuaikan dengan karakteristik daerah seperti budaya masyarakat, cabang-cabang olahraga, serta sumber daya yang ada,” bebernya.

Manajemen olahraga berprestasi harus mengarah kepada pola pikir peningkatan prestasi, dengan sistem pembinaan olahraga jangka panjang, strategi pembinaan olahraga prestasi, serta sinergi dan jenjang pembinaan.

Pola pikir peningkatan prestasi olahraga biasanya ditentukan oleh tujuan politik, peraturan perundang-undangan, kebijakan pemerintahan, kelembagaan, SDM, fasilitas, bakat atlet, dan motivasi kompetisi dan iptekor.

Dalam metode melatih fisik, khususnya kualitas latihan, dia berujar akan dipengaruhi oleh pelatih, alat dan fasilitas, bakat, kapasitas atlet, motivasi, kompetisi, dan lingkungan. Karena itu, dengan kualitas pelatihan yang baik akan lebih memudahkan dalam menuju prestasi.

Dari kunjungan ke KONI Bantul dan UNY, terungkap bahwa olahraga harus diurus oleh “orang gila”. Gila dalam artian berani menggunakan dana pribadi untuk menunjang latihan atau mengikuti kompetisi. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.