BANGLI – Hujan deras mulai Jumat (15/1/2021) membuat banjir dan memutus jalan penghubung Lingkungan Tegalalang, Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli dengan Banjar Tambahan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku pada Sabtu (16/1/2021) sore. Bencana itu membuat akses jalan kedua wilayah menjadi macet.
Tidak mau berlama-lama tanpa akses, warga dimotori Kelian Subak Tegalalalang, Sang Ketut Recana; bersama polisi Dewa Ketut Rencana, Minggu (17/1/2021) membangun jembatan darurat dengan menggunakan bambu. Jembatan sepanjang 6 meter dan lebar 1,5 meter tersebut dibuat secara gotong royong. “Jembatan ini kami buat dengan swadaya, baik bahan, konsumsi, maupun tenaga,” ujar Recana.
Terputusnya jalan tersebut, jelasnya, membuat akses masyarakat menuju lahan garapan mereka terhambat. Meski ada jalan alternatif menuju lahan di seberang, tapi harus memutar dengan jarak tempuh cukup jauh. Karena itulah dia bersama Dewa Rencana mengoordinir warga membuat jembatan bambu. “Kami dari pagi lakukan gotong royong. Astungkara hingga siang kemarin jembatan bisa dimanfaatkan pengendara sepeda motor,” ucapnya gembira.
Lebih lanjut dikatakan, lahan garapan warga di Tegalalalang sebagian besar ada di wilayah timur, mencapai 22 hektar. Lahan tersebut digarap sekitar 60 KK. Putusnya jembatan menyebabkan masyarakat tidak bisa membawa sarana prasarana pertanian, pakan ternak, dan lainnya. “Jalan ini juga merupakan jalan pintas masyarakat di lima dusun di wilayah Jehem seperti Dusun Tambahan Bakas, Tengah, Kelod, Dusun Pembungan, dan Dusun Pasekan menuju Kota Bangli,” terangnya.
Dia berharap Pemkab Bangli melalui BPBD bisa memperbaiki jalan putus ini. Kalau tidak bisa dibangun jembatan di lokasi untuk menghindari air meluap, bisa dibangun terowongan dengan diameter yang lebih besar. “Kalau musim hujan volume air sangat besar, sehingga terowongan tidak mampu untuk menampung,” ungkapnya bernada harap. gia