Tingkatkan Karakter Siswa Saat Liburan, Pasraman Kilat Digencarkan

KEPALA Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, I Komang Pariarta, saat meninjau pelaksanaan pasraman kilat di SDN 3 Bunutin, Bangli, Selasa (2/7/2024). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, BANGLI – Mengisi libur panjang sekolah, sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Bangli melaksanakan pasraman kilat bagi para siswanya. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan karakter siswa sesuai kerangka ajaran agama Hindu.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, I Komang Pariarta, saat meninjau pelaksanaan pasraman kilat di SDN 3 Bunutin, Bangli, Selasa (2/7/2024).

Bacaan Lainnya

Menurut Pariarta, kegiatan pasraman sebagai lembaga pendidikan berlandaskan Hindu, diharap mampu memberi pendidikan karakter kepada anak menjadi lebih disiplin. “Melalui pasraman, anak-anak sejak dini supaya bisa berkembang baik dengan tujuan positif sesuai ajaran agama Hindu. Kita mengajarkan agar anak bisa berpikir, berkata dan berbuat yang baik,” ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, para siswa juga bisa paham kerangka dasar ajaran agama Hindu. Yakni etika, tatwa dan upacaranya. Seperti saat ini, untuk mengisi liburan diajarkan membuat sarana upacara seperti anyaman tipat, sarana caru dan sebagainya.

Kegiatan pasraman, terangnya, dilaksanakan setiap tahun oleh satuan sekolah. Hanya, waktunya disesuaikan dengan jadwal masing-masing sekolah. “Pendidikan karakter melalui pasraman ini diharap dari tahun ke tahun bisa terus ditingkatkan, sehingga sejak dini anak bisa lebih paham membuat berbagai sarana upacara keagamaan,” ungkapnya.

Baca juga :  Komunitas Ikan Koi Diajak Bangkitkan Ekonomi Bangli

Kepala SDN 3 Bunutin, I Nyoman Rapia, menegaskan tujuan kegiatan pasraman untuk pendidikan karakter. Anak-anak diajarkan membuat berbagai sarana upacara seperti kisa, klatkat dan sarana pecaruan lainnya. Untuk yang perempuan diajarkan membuat ceper dan canang.

Pasraman kilat dilaksanakan rutin setiap tahun untuk mengisi liburan, dilaksanakan tiga kali dengan peserta dari kelas 3 sampai kelas 6. “Kami berharap anak-anak tidak lagi bingung saat ngayah di pura. Sebab, sudah dari dini kita ajarkan membuat berbagai sarana upacara,” pungkasnya. gia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.