ST Purwa Jati Kumara Gana Bikin Ogoh-ogoh dari Kulit Bawang

OGOH-ogoh Sekaa Teruna (ST) Purwa Jati Kumara Gana, Banjar Teges Kanginan, Desa Peliatan, Ubud. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Sekaa Teruna (ST) Purwa Jati Kumara Gana, Banjar Teges Kanginan, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, kembali menunjukkan kreativitas dalam pembuatan ogoh-ogoh.

Dengan jumlah anggota ST sebanyak 140 orang, mereka mengusung tema Warsaparwa untuk ogoh-ogoh yang dinilai dalam lomba pada 22 Maret, dan diarak pada 28 Maret saat hari pengerupukan.

Bacaan Lainnya

Uniknya, ogoh-ogoh ini dibuat menggunakan bahan organik, seperti kulit bawang merah dan bawang bombai sebanyak 60 kg, yang setelah dikeringkan menyusut menjadi 30 kg. Selain itu menggunakan daun talas, kulit jagung, dan berbagai material alami lainnya.

I Wayan Gede Sandiyoga, perwakilan dari ST Purwa Jati Kumara Gana, mengungkapkan, penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan ini dilakukan bukan hanya sebagai tantangan dan inovasi baru. Pula untuk mengikuti peraturan pemerintah terkait ogoh-ogoh yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, faktor pendanaan dan komitmen mereka terhadap penggunaan material alami turut menjadi alasan utama. “Kami mendapat bahan-bahan tersebut dari berbagai restoran di sekitar Ubud,” ujarnya.

Pembuatan ogoh-ogoh ini dimulai sejak 14 Januari, ditandai dengan upacara nuasen karya. Hingga saat ini, proses pengerjaan sudah berjalan lebih dari dua bulan. Salah satu kendala terbesar yang dihadapi adalah pemasangan kulit bawang merah, yang harus dilakukan satu per satu. “Proses ini cukup membosankan dan memakan waktu lama,” tambah Sandiyoga.

Baca juga :  Pramuka Membentuk Kepribadian-Budi Pekerti Kaum Muda

Selain itu, bagian ogoh-ogoh yang menggunakan modul mesin, terutama di area bunga yang ditempati oleh figur Brahmana, juga sempat mengalami kesulitan dalam penyetelan. Sebab, mereka kurang pengalaman dalam bidang mesin.

Dengan persiapan yang matang dan semangat tinggi, ST Purwa Jati Kumara Gana optimis dapat menampilkan ogoh-ogoh terbaik. “Kami berharap karya ini bisa menginspirasi komunitas lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan, dan tetap melestarikan tradisi dengan cara yang inovatif,” pungkasnya. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.