Siat Jerimpen, Tradisi Penyineban Ngusaba Desa-Ngusaba Nini di Keramas

KRAMA Adat Keramas mengikuti siat jerimpen sehari sebelum penyineban. Foto: ist
KRAMA Adat Keramas mengikuti siat jerimpen sehari sebelum penyineban. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Rangkaian Karya Ngusaba Desa dan Ngusaba Nini yang digelar warga Desa Adat Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar terkait Karya Mamungkah, Padudusan Agung, Nubung Padagingan, Tawur Agung, Menawa Ratna di Pura Puseh Desa, Desa Adat Keramas, diakhiri dengan tradisi siat jerimpen, Sabtu (31/3/2024).

Siat jerimpen dilangsungkan sehari sebelum hari Penyineban Karya, setelah Dewa Hyang Guru dan Dewa Nini krama Desa Adat Keramas mengikuti prosesi ngider bhuwana, mengelilingi wewidangan Desa Adat Keramas. Krama banjar berbaris mundut tapakan linggih Dewa Hyang Guru dan Dewa Nini, diikuti dengan iring-iringan jerimpen, dan gong beleganjur. Sesampai di jaba Pura Puseh lan Desa, pemundut Dewa Hyang Guru dan Dewa Nini berbaris saling berhadapan. Di tengah-tengahnya barisan jerimpen yang kemudian berkeliling sebanyak tiga kali, dilanjutkan prosesi siat jerimpen.

Bacaan Lainnya

Siat jerimpen merupakan tradisi unik dan sakral yang dilakukan setiap digelar ngusaba desa dan ngusaba nini, yang di Desa Adat Keramas digelar setiap 30 tahun sekali. Tradisi ini mengekspresikan rasa syukur dan sukacita atas kelancaran, keberhasilan, dan tuntasnya pelaksanaan Karya Ngusaba Desa lan Ngusaba Nini yang diadakan krama adat pada 20 Maret 2024; sehari setelah puncak karya di Pura Puseh dan Desa, Desa Adat Keramas.  

Baca juga :  Gubernur Koster Tegaskan Ketersediaan Oksigen di Bali Terpenuhi

Prosesi siat jerimpen juga mengekspresikan rasa terima kasih kepada sesama krama adat atas kerja ikhlas (ngayah) yang dilakukan selama penyelenggaraan karya. Jika diibaratkan, jerimpen itu perlambang tangan. Seperti sudah menuntaskan yasakerti pada pelaksanaan karyakrama saling bersalaman, mengapresiasi satu sama lain yang ditandai bertemunya jerimpen satu dengan lainnya.

Setiap pembawa jerimpen adalah perwakilan dari krama adat setiap banjar di Desa Adat Keramas. Dengan berpadunya jerimpenkrama adat mengapresiasi usaha atau yasakerti yang dilakukan selama persiapan, saat, dan usai karya.

Usai siat jerimpen, prosesi selanjutnya dilakukan upacara mudalan Ida Bhatara Pengerajeg dari Pura Puseh Desa ke Pura Taman Pule, Desa Mas, Ubud. Selanjutnya upacara penyineban seluruh rangkaian karya dilakukan, Minggu (31/3/2024) dengan prosesi nuwek bagia, nyineb dan upakara metingkeb. Kemudian nyegara gunung di Pantai Masceti, Senin (1/4/2024). adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.