Selesaikan Kerusuhan Piala Soeratin U-17 Bali, Gung Guntur Turun Tangan : Malu Kita!

ANAK Agung Alit Wiartha alias Gung Guntur. foto: dok

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Tokoh sepakbola Denpasar dan Bali, Anak Agung Alit Wiartha yang akrab disapa Gung Guntur, langsung turun tangan menyelesaikan kerusuhan babak semifinal Piala Soeratin U-17 Zona Bali 2024, yang melibatkan para pemain dan pelatih tim Padangtegal FC Ubud Gianyar dengan Garuda Muda Bali (GMB), di Stadion Ngurah Rai Denpasar, Sabtu (16/11/2024).

Dalam sebuah penggalan vidio yang beredar di dunia maya, diakui memang terlihat pelatih Padangtegal FC Made Pasek Alit membanting pemain lawan. Di sisi lain, Pasek Alit juga kirim vidio kepada Gung Guntur, dimana dirinya terlihat dicekik sama orang botak diserta ancaman. ”Saya memang tidak menonton, tetapi begitu mendapat kriiman vidio kerusuhan itu, langsung ke lapangan (stadion Ngurah Rai),” ucap Gung Guntur kepada posmerdeka.com, Sabtu (16/11/2024) petang.

Bacaan Lainnya

Saat itu juga, Gung Guntur coba melakukan mediasi kepada pihak-pihak yang bertikai, dengan harapan kerusuhan itu tidak berlanjut apalagi ada ancaman keselamatan. ”Cuma bapak anak yang dibanting itu, belum terima. Mungkin tadi masih sama-sama emosi,” ungkapnya.

Dia juga melakukan lobi-lobi sekaligus minta tolong ke PSSI Pusat, agar apa yang terjadi terkait kerusuhan di ajang Piala Soeratin U-17 Zona Bali ini tidak diperpanjang. ”Malu kita…, mari kita selesaikan dengan kepala dingin,” pinta pria yang juga Exco Askot PSSI Denpasar ini.

Baca juga :  Kawasan Kaldera Batur Dijadikan TPS Dadakan

Di sisi lain, Gung Guntur menyayangkan Asprov PSSI Bali selaku penyelenggara even ini, terkait tidak adanya aparat keamanan (polisi) yang bertugas sekaligus mengantisipasi segala kemumungkinan terburuk dalam sebuah pertandingan sepakbola. ”Andai saja ada polisi yang siaga, mungkin kerusuhan ini tidak sampai melebar,” sergahnya.

Dia pun mengimbau untuk pertandingan selanjutnya, Asprov PSSI Bali harus menyiagakan aparat keamanan, apalagi laga final nanti. Jangan setelah kejadian (kerusuhan), baru panitia minta tolong aparat keamanan. ”Sebaiknya lebih baik sedia payung sebelum hujan,” seru Gung Guntur.

Terkait pembinaan usia dini hingga junior, Gung Guntur juga minta PSSI Bali untuk mengurangi peran klub-klub yang selama ini sering memakai jasa pemain Jawa atau luar Bali hanya sekadar mengejar target juara. ”Jadinya juara semu, sebab setelah juara, pemain-pemain itu pulang kembali ke Jawa. Lantas apa manfaatnya untuk pembinaan sepakbola Bali,” cibirnya.

Ke depannya, pihaknya ingin Asprov PSSI Bali lebih mengedepankan peran pemain-pemain lokal Bali demi pembinaan yang berkesinambungan. ”Apalagi setelah Bali dua kali berturut-turut gagal lolos PON (di Papua 2021 dan Aceh-Sumut 2024), seharusnya PSSI Bali lebih intens dan serius mulai sekarang dalam menyongsong PON tahun 2028,” pungkas Gung Guntur. yes

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.