POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Babak semifinal pertama Piala Soeratin U-17 Zona Bali yang mempertemukan tim Garuda Muda Bali (GMB) U-17 dengan Padangtegal FC Ubud U-17 Gianyar diwarnai kerusuhan, dimana pemain kedua tim terjebak baku pukul, di Stadion Ngurah Rai Denpasar, Sabtu (16/11/2024).
Sebenarnya sejak kick off, jalannya pertandingan tampak normal-normal saja walau diselingi permainan yang menjurus kasar. Pun saat pemain GMB Dimas Agil Purnomo diusir Wasit Ricky Bilih Firmadi dari Jembrana, tensi pertandingan masih bisa dikatakan normal.
Dimas Agil terpaksa ”mandi” lebih cepat alias kartu merah setelah pemain di posisi gelandang bertahan itu menerima dua kartu kuning karena pelanggaran yang dilakukan di menit ke-36 dan 45. Meski kartu kuning kedua Dimas Agil dinilai janggal, kubu GMB tetap mau melanjutkan pertandingan.
Walau kalah jumlah pemain, pertahanan GMB tetap solid, sulit ditembus barisan penyerang Padangtegal. Dan puncaknya di menit ke-72, ketika sebuah tekel keras pemain Padangtegal yang dilanjutkan pemukulan, menjadi biang pemicu kerusuhan, hingga para pemain lain kedua tim juga terjebak baku pukul.
Kerusuhan makin memanas, karena Pelatih Padangtegal FC Made Pasek Alit masuk ke lapangan dan terlihat ”membanting” salah satu pemain GMB. Di sisi lain, pelatih GMB juga masuk ke lapangan merelai para pemainnya yang emosi. Sayangnya, tidak ada aparat keamanan (polisi) terlihat yang diharapkan bisa membantu untuk merelai kerusuhan tersebut.
Wasit Ricky pun kembali merogoh kartu merah yang diberikan langsung kepada pemain Padangtegal FC Made Satya Putra, karena dinilai memukul pemain GMB. Selain dua kartu meraih, wasit juga mengelurkan tiga kartu kuning yang ketiga-tiganya diberikan untuk pemain Padangtegal FC yakni Satria Bagus Maulana, Made Agus Mahesa Ananta, dan Made Ryu Arya Wijaya.
Adu Penalti
Pertandingan yang sempat terhenti sekitar 10 menit akibat kerusuhan itu, akhirnya dilanjutkan. Pertandingan pun kembali seimbang 10 lawan 10, tetapi sampai peluit panjang ditiup kedudukan tetap 0-0. Tidak ada babak ekstratime, untuk mencari pemenang antara kedua tim ini, langsung dilanjutkan adu penalti.
Dari lima pemain Padangtegal FC sebagai alogojo, kelimanya sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Mereka adalah Yosia Yosafat, Made Ryu Arya Wijaya, Kadek Arjuna, Nyoman Gede Setya Viraguna dan I Gusti Ngurah Bagus Arya Kepakisan.
Sementara lima eksekutor GMB, hanya Elang Bintang Pamungkas gagal. Sedangkan empat rekannya Muhammad Aqil, Made Wedana Juliananta, Virlandygo Ramadhan dan Muhamad Nur Amirudin, sukses menunaikan tugasnya. ”Saya tidak masalah dengan hasil laga ini, kalah-menang dalam pertandingan adalah hal biasa. Tapi saya minta Komdis Asprov PSSI Bali bisa mengkaji dengan jernih dan jujur, apa yang terjadi di lapangan,” ketus Mahayasa.
Yang dipersoalkan kubu GMB, tambah Mahayasa, adanya salah seorang pemainnya dibanting dalam kerusuhan itu oleh ofisial/pelatih Padangtegal. Apalagi orang tua pemain yang dibanting itu, dilihat langsung oleh orang tuanya. ”Orang tua mana yang tak marah, jika putranya diperlakukan seperti itu,” tambah Mahayasa.
Kerusuhan ini pun secepat kilat sampai ke PSSI Pusat bahkan viral di dunia maya, apalagi pertandingan semifinal ditayangkan PSSI Bali secara live streaming. ”Mungkin tensi anak-anak muda agak tinggi,” ucap Made Pasek Alit, ketika ditanya posmerdeka.com, terkait kerusuhan yang terjadi dalam pertandingan.
Ketika ditanya melalui WA, apa benar dampak dari kerusuhan ini ada ancaman yang ditujukan kepada dirinya? Pasek Alit pun mengiyakan. ”Ya…, ” jawabnya singkat. Menurut sumber, Pasek Alit di tengah-tengah kerusuhan itu sempat ”dicekik” seorang pria berkepala botak.
Sudah Kondusif
Sementara itu, Ketua Umum Asprov PSSI Bali, Ketut Suardana, mengaku suasana pasca kerusuhan sudah kondusif. Bahkan, dia menyebutkan saat kepulangan tim-tim yang bertikai sudah diamankan aparat. ”Sampun (sudah) kondusif. Ya, semua steakholder harus berbuat yang terbaik untuk Bali,” kata Suardana.
Ia pun mengaku, mendapat laporan dari panitia terkait kronologis kerusuhan. Dari video yang beredar, ada pelatih Padangtegal FC Pasek Alit tampak membanting pemain GMB, sehingga tidak bisa diterima kubu GMB terutama orang tua pemain. ”Ini laporan dari panitia, begitulah adanya,” sebut Ketut Suardana.
Hal sama juga diungkapkan Exco Asprov PSSI Bali bidang kompetisi, Putu Sugi Darmawan. Kalau dilihat dari vidio yang beredar. ada adegen seperti itu (pelatih banting pemain), sehingga memancing suporter masuk lapangan,” pungkasnya. yes