POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Kemenangan paslon Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 memberi insentif kekuatan bagi Partai Gerindra dalam menatap Pilkada Serentak 2024 di Bali, khususnya di Pilkada Jembrana. Vibrasi kemenangan di Pilpres membuat DPC Gerindra Jembrana melirik peluang untuk membuat poros koalisi baru, kali ini tanpa melibatkan partainya Bupati Nengah Tamba yakni Partai Demokrat. Yang diajak adalah Golkar, PPP dan PKB yang sama-sama punya kursi di DPRD Jembrana.
Ketua DPC Gerindra Jembrana, Kade Darma Susila, Senin (25/3/2024) menuturkan, konstelasi Pilkada Jembrana diyakini akan berbeda tahun ini. Alasannya, Prabowo Subianto yang Ketua Umum Gerindra akan dilantik sebagai Presiden pada 20 Oktober mendatang. Punya figur yang menjabat Presiden tentu akan memberi efek khusus untuk mendongkrak elektabilitas Gerindra.
“Punya ketua umum yang jadi Presiden tentu beda ceritanya dibandingkan ketika tidak punya. Ada kekuatan baru untuk kader berjuang merebut kepala daerah,” tutur anggota Komisi 2 DPRD Bali itu.
Lebih jauh diutarakan, agendanya sekarang adalah membuat poros koalisi baru di Jembrana dengan menggandeng Golkar, PPP dan PKB. Golkar diajak karena merupakan mitra dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilpres 2024, sedangkan PPP dan PKB merupakan partai Islam yang afiliasinya relatif mudah diajak ke Prabowo. Dengan komposisi demikian, Susila optimis bisa membuat lebih banyak alternatif pilihan untuk rakyat Jembrana.
Disentil agendanya itu sama dengan melepas Demokrat berjalan sendirian atau mesti bergabung dengan PDIP, Susila hanya tertawa. “Itu gambaran sampai hari ini (kemarin), politik kan dinamis. Masih bisa berubah juga, bergantung komunikasi politik nanti,” jawabnya kalem. “Tapi kalau lihat sejarah sih Demokrat belum pernah gabung sama PDIP,” sambungnya terkekeh nakal.
Mengenai peluang kerja sama dengan PDIP, Susila mendaku juga tetap terbuka, bergantung komunikasi politik. Namun, jika koalisi dengan PDIP, siapa yang akan jadi calon, masih melihat bagaimana aspirasi warga Jembrana. Sebab, akseptabilitas dan elektabilitas figur tetap jadi prioritas.
Susila mendaku sudah ada beberapa tokoh setempat yang membuka komunikasi atau penjajakan, untuk menggunakan Gerindra sebagai wahana perjuangan. Sayang, dia tidak bersedia menyebut secara rinci. “Yang jelas ada beberapa pihak ngomong ke saya terkait Pilkada. Termasuk tokoh yang sekarang kurang leluasa bergerak di partainya,” ulasnya bernada teka-teki.
Menurut Ketua DPD Partai Golkar Jembrana, Made Suardana, dalam konteks Pilkada Jembrana, tetap kerja sama dengan Gerindra menjadi prioritas utama. Apalagi di tataran pusat, kedua partai bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Namun, soal apakah kerja sama yang dimaksud itu termasuk tetap menggandeng Bupati Tamba yang merupakan kader Demokrat, dia tidak memberi jawaban lugas. “Yang pasti kami kan maunya kerja sama tetap berlanjut,” kelit anggota Komisi 3 DPRD Bali itu.
Sekretaris Internal DPD PDIP Bali, Tjokorda Gede Agung, yang digoda kemungkinan PDIP akan bergabung dengan Gerindra di Pilkada Jembrana meski di Pilpres dalam posisi berhadapan, hanya tertawa. “Ya, lihat saja saya dengan Pak Darma Susila, duduknya saja dekat. Artinya apa? Artikan saja sendiri,” canda Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Bali yang juga Sekretaris Komisi II itu sembari menunjuk ke meja Susila. Untuk diketahui, posisi tempat duduk Tjok Agung dengan Darma Susila di ruang Komisi 2 memang bersebelahan. hen