POSMERDEKA.COM, KARANGASEM – Kematian puluhan babi di Karangasem terus dipantau tim kesehatan hewan, dimulai dari mengambil sampel untuk memastikan penyebab kematian babi yang diduga terserang ASF. Kondisi ini membuat peternak babi cemas, terlebih para peternak rakyat yang hanya memiliki beberapa ekor saja.
Salah seorang peternak rakyat di Desa Abang, Kecamatan Abang, I Wayan Putu Suyasa, mengaku cemas terkait serangan virus ASF yang terjadi sejak sebulan belakangan. “Kematian babi yang cukup banyak dengan gejala yang mengarah ASF, membuat kami cemas,” keluhnya, Selasa (19/3/2024).
Dia menuturkan, usai Hari Raya Kuningan beberapa waktu lalu, beberapa peternak tetangga desanya kehilangan babi akibat kematian misterius. Gejalanya seperti muncul kemerahan di bagian leher hingga kepala. Dalam sehari ada delapan ekor babi mati. “Itu babi dengan berat mau beranjak ke 100 kilogram dan siap jual,” bebernya.
Begitu waswas dengan kondisi ini, para peternak hanya bisa pasrah sembari mengurangi mobilitas agar ternak babi tidak terpapar virus ASF. “Yang hanya bisa kami lakukan ya membersihkan kandang dua kali sehari. Itu memang selalu dari dulu, tapi virus seperti ini kan tidak terlihat, jadi waswas,” imbuhnya.
Seperti diketahui, dugaan virus ASF kembali merebak di Karangasem. Sebanyak 60 babi mati dengan gejala yang sama, yakni kemerahan di leher hingga kepala. Dugaan ASF ini juga diakui Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah.
Dalam situasi seperti ini, para peternak rumahan yang ternaknya mati belum bisa beternak lagi, karena khawatir ternaknya mati diserang virus sepekan ini. Para peternak memilih waktu beberapa bulan ke depan untuk kembali mengawali aktivitas beternak, karena takut rugi ternak mati. nad