TABANAN – Dalam upaya pemulihan ekonomi Kabupaten Tabanan, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti meluncurkan kegiatan adaptasi kebiasaan baru (AKB) menuju ‘Tabanan Aman dan Produktif’. Kegiatan dipusatkan di halaman depan Kantor Bupati Tabanan, Kamis (27/8).
Bupati Eka mengatakan kegiatan tersebut merupakan momen khusus yang dirancang untuk memulai AKB yang lebih disiplin, menuju Tabanan yang aman dan produktif. “Sampai sejauh ini, dampak Covid-19 terhadap sosial ekonomi masyarakat semakin mengkhawatirkan. Bukan hanya terjadi di Tabanan, melainkan juga di seluruh belahan dunia mengalami stagnasi dan pertumbuhan negatif,” ujarnya.
Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat Tabanan agar tidak patah semangat dan menyerah, serta bersatu-padu, bergotong royong, semangat, dan empati untuk memulai AKB menuju Tabanan aman dan produktif.Dia juga mengingatkan masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes).
“Saya mengajak seluruh perangkat daerah, ASN, lembaga pemerintah dan swasta, serta seluruh lapisan masyarakat Tabanan, untuk meningkatkan disiplin menjalankan prokes agar aman dari penularan Covid-19 dan produktif dalam menjalankan aktivitas sosial dan ekonomi,” ujar Eka Wiryastuti.
Begitu juga kepada seluruh kepala wilayah dan bendesa adat, agar tetap menjaga disiplin warganya dalam menerapkan prokes. Masyarakat Tabananpun jangan pernah lengah, dan bangun kebersamaan untuk saling berbagi dan menjaga satu dengan lainnya.
Dalam acara itu, Bupati juga mengundang warga dari keluarga kurang mampu dan anak-anak yatim, untuk berbagi rasa dan membangun kepedulian antarsesama. Bupati membagikan secara simbolis 270 paket alat tulis kepada anak yatim piatu dan 270 paket sembako kepada keluarga kurang mampu.
Sekda Tabanan, I Gede Susila, menambahkan, terkait dengan AKB menuju Tabanan aman dan produktif, seluruh komponen masyarakat Tabanan siap melaksanakan. “Kesiapan menyongsong AKB juga telah dilakukan pada bidang-bidang pelayanan publik. Di antaranya bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, pariwisata, transportasi, dan bidang sosial atau pendukung lainnya,” terang Susila. Gap