Megawati Bidik Penguatan Pemberdayaan Santriwati di Pulau Lombok

MEGAWATI Lestari (kiri) saat bersilaturahmi ke kediaman tokoh sesepuh Nahdlatul Ulama (NU), Tuan Guru Haji (TGH) Lalu Turmudzi Badaruddin, yang biasa dipanggil Tuan Guru Bagu, Senin (18/9/2023). foto: ist

POSMERDEKA.COM, MATARAM – Pulau Lombok di NTB terdapat ribuan pondok pesantren (ponpes), yang memberi kontribusi luar biasa dalam menyediakan akses pendidikan masyarakat. Juga menciptakan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berakhlak baik.

Hanya, kiprah para santriwati alumni ponpes belum banyak terakomodir dalam kontribusi pembangunan daerah. “Saya pikir santriwati ini kekuatan luar biasa, SDM potensial, tapi masih butuh sentuhan perhatian. Ini yang akan saya perjuangkan,” kata bacaleg Partai Golkar untuk DPRD NTB dari Dapil 8 NTB, Megawati Lestari, Senin (18/9/2023).

Bacaan Lainnya

Dia bertekad memberdayakan kaum perempuan dan menyediakan pendidikan berkualitas. Meski para santriwati dipandang memiliki daya saing mumpuni, tapi keterserapan di lapangan kerja formal dan informal masih belum optimal.

Kendala saat ini, ulasnya, adalah kurangnya akses dan pemberdayaan keterampilan santriwati menghadapi peluang kerja. “Perlu ada semacam pelatihan dan pemberdayaan, misalnya bagaimana mereka dibekali kemampuan wirausaha, pemasaran digital, dan diberi akses permodalan,” urainya.

Menurut Mega, para santriwati bisa menjadi agen-agen perubahan dan ujungtombak pengentasan masalah perempuan serta kemiskinan di Pulau Lombok. Dari aspek sosial dan psikologis, para santriwati juga memiliki nilai lebih untuk moralitas dan akhlak, sehingga keuletan dan kejujuran diyakini pasti jadi hal utama.

Baca juga :  Berantas DBD, Nyamuk Wolbachia Akan Disebar di 24 Desa/Kelurahan di Denpasar

Singkat tutur, yang dibutuhkan adalah pemberdayaan tambahan setelah mereka lulus dari pesantren. Dengan demikian mereka siap mengisi lapangan kerja atau membuka wirausaha.

Dalam pandangannya, Lombok Tengah yang kini jadi barometer pariwisata dan ekonomi kreatif NTB, akan menjadi modal besar meningkatkan partisipasi perempuan, khususnya para santriwati, dalam pembangunan. Salah satunya kawasan The Mandalika dengan sirkuit internasionalnya yang diprediksi akan terus berkembang pesat.

Dia tak ingin masyarakat setempat, khususnya para perempuan, hanya jadi penonton. Pun harus bisa mengambil peran dan menangkap efek domino positifnya untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan.

“Bayangkan jika sovenir atau kuliner oleh-oleh di sektor pariwisata diproduksi sendiri oleh perempuan, santriwati kita. Tentu dampak ekonomi pariwisata akan terasa langsung di masyarakat,” sebutnya.

Persoalan perempuan dan pendidikan, ungkapnya, menjadi salah satu perhatian serius untuk digarap di wilayah Kabupaten Lombok Tengah. “Itulah alasan saya maju menjadi bacaleg dengan tagline berkomitmen untuk perempuan dan pendidikan berkualitas,” tandasnya. rul

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.