DENPASAR – Selama ini masih ada pandangan PKK kurang berperan dalam keberhasilan pembangunan. Padahal sesungguhnya keaktifan dan keberhasilan program PKK menunjang popularitas kepala daerah, karena ketua TP PKK adalah istri kepala daerah yang dipilih secara politik. “Ketua TP PKK itu mirip jabatan politik, maka bantulah suami supaya terpilih lagi. Kalau tidak aktif, sayang suami tidak terpilih meski prestasinya bagus,” kata Gubernur Bali yang juga Ketua Pembina PKK Provinsi Bali, Wayan Koster, saat memberi sambutan pembukaan Jambore Kader PKK serangkaian Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke-48 di Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Selasa (10/3/2020).
Menurut Koster, PKK dan kepala daerah ibarat dua sayap burung yang mesti sama kuat dan harmonis berkepak. Jika satu saja berfungsi, burung tidak bisa terbang. Karena itu PKK harus diberdayakan optimal dan aturan organisasinya juga sangat jelas. “Program PKK harus disusun sendiri menurut prioritas yang ditentukan pusat. Saya tegaskan, PKK bukan menjalankan program Dinas PMD, begitu juga sebaliknya,” urainya.
Pemprov Bali, sebutnya, sangat berkepentingan dengan PKK terkait kebijakan Pergub No. 97/2018 tentang sampah plastik sekali pakai. Bagaimana PKK sampai tingkat desa betul bergerak agar semua wilayah bersih sampah plastik. Begitu juga Pergub No. 47/2019 tentang sampah berbasis sumber, yang paling berperan adalah ibu-ibu di rumah tangga. “Sangat mungkin sukses, karena contoh di Punggul itu sampahnya selesai di desa. Tidak perlu studi banding jauh-jauh, cukup jalan-jalan ke desa. Anggaran terbatas dipakai untuk yang produktif dan bermanfaat,” serunya.
Koster mendaku terus mempelajari struktur organisasi PKK agar menjalankan fungsi dengan baik, agar dapat berdampak untuk masyarakat. Dia bisa cepat paham karena diajari Ketua TP PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster. “Ibu Putri ini tiap malam saya ajak kencan,” goda Koster sembari menunjuk ke sang istri di depannya yang senyum tersipu.
Jambore PKK, jelasnya, bertujuan menambah wawasan dan memupuk persaudaraan PKK kabupaten/kota seluruh Bali. Yang dia kagumi dari PKK adalah penggunaan diksi “kader” yang mirip parpol. Dibandingkan parpol, PKK dinilai justru lebih mengakar. Parpol hanya sampai anak ranting di desa, tapi PKK bahkan hingga menyusup ke tengah keluarga dengan nama Dasa Wisma. “Kalah partai kalau begini,” kelakar Ketua DPD PDIP Bali itu.
Gerakan PKK di Bali sejak dinakhodai Putri Koster, ulasnya, sangat progresif dengan pelbagai program yang kelihatan hasilnya. Misalnya program Hatinya PKK, atau menambah makanan untuk anak. Karena itu, dia minta setiap program dibuat fokus bidang tertentu dan tuntas dilaksanakan sampai tingkat desa.
Putri Suastini Koster memaparkan, Jambore kali ini dirangkai delapan jenis lomba. Nanti para pemenang mewakili TP PKK Provinsi untuk tanding pada Jambore PKK tingkat nasional. Kegiatan ini bertujuan agar apa yang dilombakan dapat diaplikasikan nyata di masyarakat. Baik itu kesehatan, pendidikan, lingkungan dan bidang lain yang tercakup dalam 10 Program Pokok PKK. “10 Program Pokok PKK sangat sejalan dengan visi Pemprov Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali, karena mencakup tiga aspek penting meliputi alam, budaya dan manusia,” urai budayawan tersebut.
Terkait penanganan virus Corona, jelasnya, kader PKK juga berperan menyosialisasikan upaya pencegahan tanpa membuat kepanikan dan memperkeruh keadaan. Caranya, mengajarkan upaya pencegahan melalui menjaga kesehatan serta kebersihan. Dengan bergerak mewujudkan program PKK dengan baik dan benar, tegasnya, PKK secara nyata mewujudkan masyarakat Bali yang sehat dan bahagia lahir-batin.
Sebagai tanda pembuka resmi acara, Gubernur Koster dan Putri Koster didampingi ketua TP PKK se-Bali serta Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta, memukul kulkul secara serentak. hen