Dugaan Intimidasi Polisi, Legislator DPRD NTB Minta Kepolisian Lebih Profesional

Raden Nuna Abriadi. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, MATARAM – Peristiwa tragis yang menimpa pemuda asal Dusun Batu Jompang, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, Rizkil Watoni (RW), berbuntut panjang dan memantik pembakaran Polsek Kayangan. Rizkil diduga mengakhiri hidupnya akibat stres berat setelah menjalani pemeriksaan di Polsek Kayangan, terkait tuduhan mencuri HP seorang penjaga toko modern.

Menanggapi insiden ini, anggota DPRD NTB, Raden Nuna Abriadi, minta aparat kepolisian bekerja lebih profesional dan berhati-hati dalam menangani sebuah kasus. “Jangan memberikan rasa ketakutan dan waswas, apalagi intimidasi berlebihan kepada korban hingga keluarga korban,” ujar politisi PDIP itu melalui sambungan telepon, Rabu (19/3/2025).

Bacaan Lainnya

Jika merujuk kronologis dari tim internal PDIP KLU, sebutnya, maka penanganan kasus ini oleh kepolisian sangat tidak profesional. Pula justru memperburuk keadaan. Sebab, kasus ini seharusnya dapat selesai dengan cara sederhana, yakni ketika HP sudah dikembalikan.

Sayang, penanganan oleh Polsek Kayangan justru menjadi tindakan berlebihan, yang tidak memperhatikan kondisi mental korban. “Kami minta aparat kepolisian agar tidak lagi menimbulkan rasa ketakutan sebelum ada kepastian penanganan kasusnya. Pastikan lebih hati-hati pada setiap penanganan kasus,” desak Sekretaris Komisi III DPRD NTB ini.

Baca juga :  Pasar Sukawati Blok AB Raih Juara 3 Nasional

Dia berharap masyarakat di wilayah Kayangan dan KLU agar tetap tenang, dan menunggu hasil proses penyelidikan yang kabarnya akan dilakukan jajaran Polda NTB. “Jika memang Pak Kapolda akan turun tangan menuntaskan pemeriksaan kasus di Kayangan, maka kami minta agar transparan. Ini untuk menahan dan menjawab kekecewaan publik,” pesannya mengingatkan.

Rizkil diketahui meninggal gantung diri pada Senin (17/3/2025). Dari pengakuan keluarga, dia meninggal karena depresi atas permasalahan yang dialami. Rizkil dilaporkan ke polisi atas kasus dugaan pencurian HP pegawai Alfamart Kayangan, meski disebut sebenarnya hanya salah ambil HP saat mengisi daya. Kemudian ditambah lagi dengan dugaan diteror oknum kepolisian.

“Korban dan pemilik HP sudah damai sebetulnya, sepakat tidak melanjutkan permasalahan tersebut ke jalur hukum. Hanya saja dari oknum polisi menghubungi korban, bilang kasusnya tetap lanjut dan korban diminta mengakui perbuatan,” kata ayah korban, Nasrudin.

Nasrudin menduga anaknya kemudian gantung diri karena ancaman tersebut. Kemudian ditambah lagi videonya diviralkan oleh pegawai Alfamart bahwa korban mencuri. “Anak saya mengaku tidak mencuri. Dia ngaku lebih baik mati daripada harus mengaku melakukan pencurian,” sesalnya.

Terpisah, Pengacara Publik LKBH, Yan Mangandar Putra, menyampaikan kritik tajam terhadap kinerja Polsek Kayangan. Menurutnya, penanganan kasus ini sangat tidak profesional dan justru memperburuk keadaan.

Yan menegaskan bahwa Polsek seharusnya menjadi pengayom masyarakat, bukan malah memberikan tekanan psikologis kepada korban. ”Pendekatan seperti ini justru bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan dan perlindungan hak asasi manusia,” tegas Yan, Rabu (19/3/2025).

Baca juga :  Sidang Paripurna, DPRD NTB Dilarang Berpakaian Seenaknya

Yan juga mendesak Kapolda NTB turun tangan melakukan pemeriksaan secara mendalam dan transparan terhadap kasus ini. “Saya berharap Kapolda NTB segera membentuk tim khusus yang melibatkan pihak luar, seperti Ombudsman dan akademisi. Tujuannya agar investigasi ini berjalan objektif, dan tidak terkontaminasi oleh kepentingan tertentu,” serunya.

Terkait pembakaran Polsek Kayangan, Yan mengingatkan agar pihak berwenang tidak serta-merta mengkriminalisasi masyarakat yang terlibat tanpa memahami akar persoalannya. Pahami dulu kondisi batin masyarakat. “Jika polisi tidak mampu memperbaiki diri dan melayani masyarakat dengan baik, jangan heran jika masyarakat meluapkan kekecewaannya dengan tindakan seperti ini,” tandas Yan. rul

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.