DPRD Gianyar Minta Pemerintah Tegas, Anak di Bawah Umur Nongkrong di Kafe Remang-remang

KAFE remang-remang di Jalan Sinta, Bitera Gianyar, yang ramai saat malam hari. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Maraknya kafe remang-remang menjadi sorotan anggota DPRD Gianyar, Ngakan Ketut Putra. Alasannya, kafe semacam itu rentan menjadi lokasi mesum, karena terdapat wanita-wanita penghibur. Mirisnya, kerap terlihat anak-anak muda usia sekolahan yang nongkrong di sana.

Ngakan Ketut Putra, Selasa (18/3/2025) mengungkapkan, kafe remang-remang ini menjamur di kawasan Gianyar. Tidak hanya di jalur Bypass Ida Bagus Mantra, tapi juga masuk ke pelosok-pelosok. “Itu ada cewek-ceweknya yang berpakaian seksi, anak-anak muda juga kerap saya temui nongkrong di sana,” sesal Putra.

Bacaan Lainnya

Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Gianyar ini minta ketegasan Pemkab Gianyar, dalam hal ini Dinas Satpol PP Gianyar. Sebab, keberadaan kafe seperti ini ditakutkan akan merusak generasi muda Gianyar. “Harus tegas, jika terbukti ada aktivitas komersialisasi seksual, tutup tempatnya, proses orang-orangnya,” serunya dengan nada serius.

Lebih jauh diutarakan, penutupan tempat seperti itu akan membantu Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, dalam mencerdaskan generasi Gianyar. Sebab di Gianyar sudah ada tempat-tempat nongkrong yang lebih mendidik.

Salah satunya Alun-alun Gianyar. Di sana, generasi muda bisa berolahraga, bahkan bisa belajar atau mengerjakan tugas sekolah, karena dilengkapi gratis wifi. “Kita sebagai orang tua harus menggiring generasi muda kita untuk melakukan hal-hal yang positif. Jika mau nongkrong, bisa di Alun-alun,” tandasnya.

Baca juga :  Pekerja Migran Ucapkan Terima Kasih kepada Walikota Rai Mantra, Jumlahnya Diperkirakan Terus Bertambah

Di kesempatan terpisah, Kepala Satpol PP Gianyar, I Made Watha, mengaku tidak bisa serta merta melakukan penutupan. Meski ada surat peringatan (SP) dari 1, 2 dan 3, tapi selama ini kafe di Gianyar ada yang masuk kategori Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Usaha ini menghidupi banyak keluarga, dan telah mengantongi izin.

“Sebenarnya untuk kafe-kafe di Gianyar sudah pernah kami kumpulkan untuk memberi pembinaan, agar yang bersangkutan mengurus izin dengan sistem OSS. Setelah cek dan sidak di lapangan, sebagian besar sudah ada izin/NIB, kafe dengan risiko rendah otomatis bisa beroperasi,” terangnya.

“Kami menjalani arahan dari pusat untuk mendukung UMKM, karena kafe atau warung untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat sekitarnya,” sambung Watha.

Menurut Wartha pengusaha kafe tersebut selama beroperasi, selalu berkoordinasi dengan desa dinas dan adat setempat. Mengapa banyak ada kafe di Gianyar, dia menilai ini fenomena dan meningkatkan ekonomi keluarga dan masyarakat sekitarnya. “Namun, untuk menghindari hal yang tak diinginkan, kami selalu lakukan patroli,” lugasnya menandaskan. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.