Bukit Jangkrik Natural Swim, Destinasi Wisata Alam-Spiritual di Gianyar Timur

WISATAWAN lokal mengunjungi Objek wisata Bukit Jangkrik Natural Water Swim. Foto: ist
WISATAWAN lokal mengunjungi Objek wisata Bukit Jangkrik Natural Water Swim. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Desa Adat Bukit Jangkrik di Kelurahan Samplangan, Kecamatan Gianyar kini menghadirkan destinasi wisata baru. Bukit Jangkrik Natural Water Swim namanya, yang memadukan keindahan alam dengan nuansa spiritual. Objek wisata ini dikelola Badan Usaha Pedruwen Desa Adat (BUPDA) Bukit Jangkrik, sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat adat setempat.

Bukit Jangkrik Natural Swim dulunya merupakan bendungan yang berfungsi mengairi persawahan milik kelompok Subak Jelaung di wilayah Bukit Jangkrik. Kini, lokasi tersebut dikembangkan menjadi objek wisata air alami, yang tetap mempertahankan keasrian dan fungsi spiritualnya.

Bacaan Lainnya

Setiap pengunjung yang datang dikenakan tiket masuk Rp10.000 per orang. Dengan tarif yang terjangkau, pengunjung dapat menikmati keindahan panorama alam perbukitan yang hijau, hamparan persawahan yang menyejukkan mata, serta kolam alami yang jernih. Kolam renang ini dibagi menjadi dua zona; bagian barat diperuntukkan bagi orang dewasa, sementara kolam anak-anak terletak di sisi timur.

Selain berenang, pengunjung juga dapat menikmati aktivitas memancing yang disediakan dengan tarif terpisah. Kegiatan ini menjadi alternatif menarik bagi wisatawan yang ingin bersantai, sambil menikmati suasana alam pedesaan yang tenang.

Baca juga :  Kebahagiaan Lansia Itu Penting, Pengurus Karang Wreda Ceria Buleleng Dikukuhkan

Keistimewaan lain dari Bukit Jangkrik Natural Swim adalah keberadaan dua pancuran yang memiliki nilai sakral bagi masyarakat adat setempat. Pancuran di bagian selatan sering digunakan oleh warga untuk mengambil air minum, karena airnya yang bersih dan segar. Sementara pancuran di sebelah utara digunakan secara khusus dalam kegiatan keagamaan, seperti melasti atau mekiyis ida bhatara, yang merupakan bagian dari rangkaian upacara piodalan di Kahyangan Tiga wewidangan Desa Adat Bukit Jangkrik.

Bendesa Adat Bukit Jangkrik, I Kadek Juniarta, menyampaikan, pengembangan Bukit Jangkrik Natural Swim tidak hanya ditujukan sebagai destinasi wisata. Pula sebagai bentuk pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat adat. “Kami ingin menjaga keseimbangan antara pariwisata, pelestarian lingkungan, dan nilai-nilai spiritual. Bukit Jangkrik Natural Swim kami kelola dengan tetap memperhatikan kesucian kawasan serta manfaat langsung bagi warga adat,” ujar Juniarta.

Dengan hadirnya destinasi ini, Desa Adat Bukit Jangkrik berharap dapat menjadi contoh pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal yang harmonis antara alam, budaya, dan masyarakat. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.