Belajar Tari Wayang Wong Cukup Bayar dengan Sampah

SISWA belajar tari Wayang Wong dengan membayar dengan sampah. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, BULELENG – Desa Tejakula, Kecamatan Buleleng terus berupaya menjaga seni tari Wayang Wong dengan mengajarkan ke anak-anak kecil di desa setempat. Hal ini sebagai upaya regenerasi agar tarian ini bisa terus bisa dinikmati, dan tentu bisa lestari.

Di desa ini, belajar tarian Wayang Wong cukup dengan membayar dengan sampah. Anak-anak yang ingin belajar cukup menyetorkan sampah dari rumah mereka masing-masing.

Bacaan Lainnya

Camat Tejakula, I Gede Suyasa, mengatakan, meski kesenian Wayang Wong diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh UNESCO, tapi harus terus diajarkan mulai dini. Dia memperkenalkan seni dengan mengajak anak-anak, terutama anak SD.

Dalam pengajaran seni dan tradisi ini, pihaknya mengedepankan serta mengajak anak-anak untuk bisa mencintai lingkungan, mulai dari lingkungan mereka sendiri. Dengan demikian, setiap kali ingin belajar tari Wayang Wong, mereka harus menyetor sampah terlebih dahulu.

Tidak ada batasan terhadap anak membawa sampah, yang penting anak-anak yang ingin latihan agar membawa sampah. Setelah terkumpul, pihak desa akan memilah kemudian menjual kepada pengepul.

“Kami lakukan bersama teman-teman komunitas. Tanpa bayar, jadi mereka bayarnya pakai sampah plastiK. Kami coba lakukan untuk edukasi lingkungan, termasuk edukasi di bidang pelestarian seni budaya,” bebernya, belum lama ini.

Baca juga :  Tim Yustisi kembali Jaring 17 Pelanggar Prokes, 11 Langsung Didenda

Pembina kegiatan ini mengaku antusiasme anak-anak untuk belajar menari Wayang Wong di luar ekspektasi. Sebab, rata-rata untuk regenerasi kesenian klasik, jarang diminati anak-anak zaman sekarang. Saat ini, komunitas seni ini diikuti 43 anak-anak. Ketika anak-anak ini latihan, banyak wisatawan asing yang menyaksikan.

Latihan itu menjadi destinasi wisata tersendiri di desa setempat. “Walaupun tempat latihan masih di kebun, di atas tanah yang belum ada beton, wisatawan asing banyak ke sini nonton. Mereka ikut melihat bagaimana anak-anak menari,” imbuhnya dengan nada bangga.

Hingga saat ini, Wayang Wong khusus anak-anak ini sudah sempat pentas empat kali. Perdana di Taman Bung Karno, lalu di hotel, kemudian di desa Penuktukan. Terakhir menyambut kedatangan Gubernur Bali di Desa Tejakula.
“Kami berharap Wayang Wong ini lebih lestari dan semakin diminati dan dicintai generasi muda. Kami akan coba kembangkan terus,” janjinya. edy

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.