Banyupinaruh, Pantai Kerobokan Dipadati Masyarakat

WARGA melakukan ritual Banyupinaruh di Pantai Kerobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng, Minggu (14/7/2024) pagi. Foto: edy

POSMERDEKA.COM, BULELENG – Ribuan warga masyarakat memadati Pantai Kerobokan yang terletak di Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng pada Minggu (14/7/2024) pagi. Mereka yang datang bersama keluarga ini untuk melakukan upacara Banyupinaruh, sehari setelah perayaan hari suci Saraswati.

Salah satu pengunjung dari Kelurahan Banyuning, Made Wirta mengatakan, datang pukul 05.30 Wita untuk melakukan upacara Banyupinaruh. Kedatangannya bersama keluarga merupakan kegiatan rutin usai perayaan hari suci keagamaan.

Bacaan Lainnya

Sejumlah sarana dan prasarana pun dibawanya untuk memohon tuntunan dan keselamatan kepada Sang Hyang Baruna sebagai penguasa laut. “Semoga usai Banyupinaruh ini memproleh kerahayuan dan bisa melewati serta dianugerahi keselamatan lahir batin,”ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan remaja asal Desa Suwug, Made Septiani. Kedatanganya ke Pantai Kerobokan bersama rombongan keluarga. Menurutnya, Pantai Kerobokan saat ini menjadi pantai yang lebih memikat dibandingkan pantai-pantai lainnya.”Apalagi disini ada pelinggih, menjadi lebih mudah untuk bersembahyang,” tandasnya.

Lantas, apa makna dan tujuan dari upacara Banyupinaruh? Akademisi Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, I Made Bagus Andi Purnomo, menyebut bahwa Banyupinaruh secara etimologis berasal dari dua kata yakni “banyu” berarti air dan “pinaruh” atau pangweruh yang artinya pengetahuan.

Baca juga :  Perkembangan Covid-19 di Bali: Sembuh 108 Orang, Positif 105 dan Meninggal Bertambah 3

Secara filosofis, Banyupinaruh dimaknai sebagai prosesi penyucian badan kasar dan badan halus dengan sarana air. Ada pun air disini bermakna pengetahuan yang diharapkan mampu menghilangkan kegelapan (awidya) yang ada pada diri manusia.

“Sudah tentu tujuan dan arahnya untuk membersihkan atau menyucikan diri dengan air ilmu pengetahuan, karena pikiran yang kotor atau kegelapan hanya bisa dibersihkan dengan pengetahuan suci,” jelas Bagus. edy

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.