Alit Palguna Tekankan Pelaksanaan Yadnya dengan Tulus Ikhlas

PARA seniman foto bersamaa usia ngayah serangkaian bhakti penganyar di Pura Basukian Puseh Jagat Besakih, 26 Januari 2024, terkait upacara Nubung Pedagingan dan Purnama Kawulu. Foto: ist
PARA seniman foto bersamaa usia ngayah serangkaian bhakti penganyar di Pura Basukian Puseh Jagat Besakih, 26 Januari 2024, terkait upacara Nubung Pedagingan dan Purnama Kawulu. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Upacara yadnya di Bali yang merupakan kewajiban umat Hindu yang ada di Bali, hendaknya harus selalu dilaksanakan dengan tulus dan ikhlas. Hal tersebut penting agar yadnya yang selama ini telah dilaksnakan dapat berjalan dengan baik dan memberikan keselamatan bagi seluruh masyarakat yang melaksanakan yadnya tersebut.

Demikian diungkapan praktisi seni, Anak Agung Gede Alit Palguna, di sela-sela ngayah serangkaian bhakti penganyar di Pura Basukian Puseh Jagat Besakih, 26 Januari 2024, terkait upacara Nubung Pedagingan dan Purnama Kawulu.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut dikatakan Alit Palguna, yadnya menurut ajaran agama Hindu, merupakan suatu bentuk kewajiban yang harus dilakukan oleh umat manusia di dalam kehidupannya sehari-hari. Nilai yadnya akan menjadi bermakna ketika kesadaran tulus iklas dijalani dalam menjalankan upacara yadnya.

‘’Yadnya sebaiknya dilandasi dengan rasa tulus ikhlas. Memiliki makna, tidak boleh melakukannya dengan terpaksa dalam melakukannya, melainkan harus dengan ketulusan hati dan tanpa beban,’’ lugasnya.

‘’Yadnya adalah korban suci secara tulus ikhlas atas dasar kesadaran dan cinta kasih yang keluar dari hati sanubari sebagai pengabdian yang sejati kepada Tuhan Yang Maha Esa Wasa,’’ imbuhnya.

Baca juga :  Gerakan Kembali Perekonomian, Bupati Buleleng Rencanakan Ambil Pinjaman PEN

Sementara itu, Koordinator Wewalen, Jro Mangku Gede  Eka Jalentara, menambahkan, dalam melaksanakan bakti penganyar itu ngaturang wali-walian berupa tari baris, rejang, topeng, bondres, dan wayang lemah. Ia menyebutkan, seluruh seniman yang terlibat didasarkan atas prinsip ngayah.

Selain itu, menurutnya dalam ngayah juga terdapat nilai-nilai seperti rasa solidaritas dan persatuan. Melalui kegiatan ngayah ini juga, memperkuat ikatan sosial dan saling mendukung satu sama lain. ‘’Mereka memahami bahwa bersama-sama, mereka dapat mencapai lebih banyak hal dan membangun komunitas yang lebih kuat,’’ tambahnya.

Jro Mangku Gede  Eka Jalentara mengucapkan terima kasih atas partisipasi para seniman dari sekaa baris lan rejang Br. Tampak Gangsul, sekaa tabuh Genta Poleng, sekaa topeng wali dan bondres  dan sekaa wayang wali, sehingga upacara bhakti penganyar berlangsung lancar dan khidmat. Ia juga mengucapkan terima kasih pada Pemkot Denpasar atas sarana transportasinya. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.