Teba Modern di Denpasar, Solusi Atasi Masalah Sampah Organik

WALI Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, meluncurkan Teba Modern yang dipusatkan di Banjar Bun, Kecamatan Denpasar Timur pada Sabtu (10/8/2024). Foto: ist
WALI Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, meluncurkan Teba Modern yang dipusatkan di Banjar Bun, Kecamatan Denpasar Timur pada Sabtu (10/8/2024). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, secara resmi meluncurkan Teba Modern yang dipusatkan di Banjar Bun, Kecamatan Denpasar Timur pada Sabtu (10/8/2024).

Peluncuran inovasi penanganan sampah organik ini diharapkan mampu mendukung optimalisasi penanganan sampah berbasis sumber di Kota Denpasar. Peluncuran program ini dilaksanakan langsung dengan menuangkan sampah organik pada teba modern.

Bacaan Lainnya

Wali Kota Jaya Negara dalam kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih kepada Komunitas Malu Dong bersama PT Sampoerna Indonesia yang telah mendukung penerapan teba modern di Kota Denpasar. Sinergitas ini merupakan angin segar dalam mendukung optimalisasi penanganan sampah di Kota Denpasar.

Lebih lanjut dijelaskan, secara teknis teba modern akan mampu menyerap sampah organik masyarakat. Tentunya, program ini tidak akan berhasil jika tidak disertai dengan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah.

“Jadi poin pentingnya adalah memilah sampah. Setelah dipilah, sampah organik bisa dimasukkan ke teba modern. Dan nanti setelah matang, bisa kita jadikan kompos untuk pupuk. Bahkan, belakangan ini kita lihat perkembangannya bisa sekaligus menjadi sumur resapan pengendali banjir,” ujarnya.

Jaya Negara mengatakan, saat ini volume sampah rata-rata di Kota Denpasar mencapai 800 ton per hari. Namun, jumlah tersebut diprediksi sudah bisa terserap di hulu sebanyak 270 ton. Hal ini tak lepas dari optimalisasi pengolahan sampah pada TPS-3R, bank sampah, komposting, komunitas eco enzyme, dan yang terbaru teba modern ini.

Baca juga :  Demokrat Absen Bahas Teknis Pendaftaran Amertha, Paslon Diminta Sowan ke Parpol Koalisi

Pihaknya menambahkan, pada Anggaran Perubahan APBD Kota Denpasar Tahun 2024, Pemkot Denpasar telah merancang program teba modern ini. Sebanyak 200 titik akan disasar teba modern. Implementasinya akan menyasar lokasi yang memiliki jumlah sampah organik yang tinggi. Mulai dari banjar, pura, hingga taman-taman, termasuk juga sekolah negeri.

“Teba modern ini adalah salah satu dari berbagai inovasi pengolahan sampah di hulu, sehingga diharapkan mampu mengurangi volume sampah ke hilir. Teba modern akan melengkapi TPS-3R yang jumlahnya mencapai 23 titik di Kota Denpasar, yang mana sebanyak 17 titik sudah dilengkapi mesin Gibrig. Bank sampah juga sudah terus bertumbuh untuk penanganan sampah anorganik, dan saat ini kami dorong teba modern. Semoga bisa terus mendukung optimalisasi penanganan sampah dari hulu,” ujar Jaya Negara.

Pendiri Komunitas Malu Dong, Komang Sudiarta, mengatakan teba modern merupakan sebuah konsep penanganan sampah organik di perumahan atau di hulu. Konsepnya menggunakan penampungan sedalam 2 meter yang dilengkapi dengan tutup untuk memasukkan sampah.

Sudiarta yang akrab disapa ‘Bemo’ mengatakan, hingga saat ini terdapat 33 teba modern yang sudah beroperasi. Jumlah tersebut akan terus bertambah lantaran permintaan oleh masyarakat kian bertambah. Meski banyak permintaan, ia mengaku harus selektif lantaran tidak semua bisa dibantu dalam merealisasikan penerapan teba modern ini.

“Syaratnya ya itu tadi, pemilahan sampah. Kita harus pastikan masyarakat yang akan membuat teba modern taat dalam pemilahan sampah, karena jika tidak, teba modern tidak akan optimal dalam mendukung penanganan sampah,” jelasnya.

Baca juga :  Ketua K3S Gianyar Serahkan Kursi Roda ke Penyandang Difabel

Sudiarta mengatakan, berdasarkan pengalamannya, satu teba modern tidak akan penuh dalam waktu delapan hingga sembilan bulan. Sebab, di dalamnya terjadi proses penguraian sampah organik secara alami. “Komunitas Malu Dong akan menuntaskan pembangunan teba modern di Denpasar, sembari dengan melakukan edukasi kepada masyarakat agar nantinya sampah organik tidak terus menerus dibuang ke TPA ataupun TPS-3R dan TPST,” pungkasnya. rap

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.