KARANGASEM – Kelangkaan BBM bersubsidi jenis solar terjadi di Kabupaten Karangasem sejak sepekan terakhir. Namun, kelangkaan terparah terjadi mulai tiga hari lalu, dengan sebagian besar SPBU mengalami kekosongan solar.
Di Kecamatan Rendang, antrean kendaraan membuat Polsek Rendang harus menurunkan sejumlah personel untuk mengatur lalu lintas. Juga menertibkan antrean kendaraan truk agar tidak saling serobot, yang berpotensi memicu keributan dan kemacetan arus.
“Saya keliling cari solar mulai dari Denpasar, Gianyar, Klungkung, dan adanya cuma di SPBU Rendang ini. Tidak masalah saya antre sampai berjam-jam, yang penting saya dapat beli solar,” kata Made Wirta, salah satu sopir kendaraan yang sempat antre beli solar di SPBU Rendang, Minggu (4/12/2022).
Dia menuturkan, kelangkaan solar terparah terjadi sejak tiga hari lalu. Banyak SPBU di Bali yang kehabisan stok solar. “Susah sekarang BBM solar. Kalau terus langka begini, pasti menghambat aktivitas,” keluhnya.
Dari informasi yang diperoleh, kekosongan solar di sebagian besar SPBU di Karangasem kemungkinan karena keterlambatan pengiriman BBM dari Depo Pertamina Manggis. Bisa juga karena kemampuan finansial pengelola SPBU untuk pesan BBM ke Depo Pertamina.
Pengawas SPBU Rendang, I Putu Gede Marsono, yang diminta tanggapan, tidak membantah ada kekurangan stok solar. Dia berujar kerja sesuai kuota dari Pertamina, dan selama kuota tahunannya masih ada, Pertamina tetap memberi stok. “Kalau kuotanya sudah habis, ya tidak dapat lagi jatah BBM dari Pertamina sampai akhir 2022. Tahun 2023 dapat lagi kuota baru,” sebut Marsono.
Jika ada SPBU yang mengalami kekosongan solar sampai dua minggu, sambungnya, bisa jadi kuota BBM tahunan dari Pertamina sudah habis, sehingga tidak bisa lagi memesan. Untuk SPBU Rendang, imbuhnya, saat ini masih memiliki kuota tahunan sebanyak 56 ribu kiloliter hingga akhir Desember 2022.
Jika dalam sekali pengiriman dari Depo Pertamina sebanyak 8.000 kiloliter, artinya hingga akhir Desember nanti SPBU ini masih dapat lima kali pengiriman solar. nad