POSMERDEKA.COM, BULELENG – Pedagang Set Top Box (STB)di Buleleng mulai kebanjiran pembeli usai pemberhentian siaran analog atau Analog Switch Of (ASO) secara serentak di wilayah Bali per 31 Maret 2023.
Seperti yang diceritakan pedagang di Jalan Ponorogo, Singaraja, Gede Nova Astawa, (35). Dia mengaku per harinya bisa menjual hingga 10 STB. Bahkan, kata dia banyak pembeli yang datang dari luar daerah Buleleng.
“Yang jauh banyak nyari, yang dari Kintamani dan Karangasem. Yang di dalam kota justru sedikit. Mungkin sudah beli waktu ada Piala Dunia,” ujarnya Gede Nova ditemui Senin (3/4/2023).
Dia mengungkapkan, penjualan STB juga sempat melonjak drastis pada pergelaran Piala Dunia 2022 pada bulan November lalu. Dengan menggunakan STB, masyarakat bisa menonton pergelaran Piala Dunia tanpa harus diacak.
Untuk harga STB yang dijual dia membandrol harga di Rp200 hingga Rp300 ribu. Biasanya pembeli juga akan membeli sepaket dengan antenanya. Satu antenna dibanderol dengan harga Rp120 hingga Rp150 ribu.
Pedagang lainnya, Ni Luh Asri, juga mengaku sempat kebanjiran pembeli saat adanya pergelaran Piala Dunia. Saat itu, dia bisa menjual 10 hingga 20 buah STB setiap harinya. Hingga sempat mengalami kekurangan stok.
Namun saat ini sudah mengalami penurunan penjual. Hal ini menurutnya disebabkan banyak pedagang yang sudah menyediakan STB untuk dijual. “Ada beberapa saja yang beli (STB). Kalau saya jual mulai Rp180 hingga Rp290 ribu. Barang dapatnya dari Denpasar dan Surabaya,” kata Luh Asri.
Sementara itu, Kepala Dinas KominfoSanti Buleleng Ketut Suwarmawan, Senin (3/4/2023), menyampaikan bahwa penyaluran STB gratis untuk warga miskin di Buleleng saat ini sudah selesai diserahkan. Namun hanya 66 persennya sudah menerima. Sementara 34 persennya gagal didistribusikan karena terkendala penerima tidak memiliki TV, tidak ada sinyal, hingga penerima sudah pindah domisili.
Suwarmawan menambahkan, tidak semua STB yang tersalurkan dikarenakan kurang validnya data yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. “Tahun ini, Pemkab Buleleng akan melakukan pendataan ulang terhadap Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) di Buleleng sehingga nantinya bisa tepat sasaran,” ungkapnya.
Saat ini, wilayah Buleleng sudah mendapat siaran digital sebanyak 28 siaran. Sementara beberapa wilayah lainnya mendapat 16 siaran, hingga 4 siaran, sesuai dengan topografi masing-masing wilayah di Buleleng. Dengan adanya pembangunan tower Turyapada yang dilakukan oleh Pemprov Bali, pihaknya yakin siaran digital bisa menyasar semua wilayah. edy