POSMERDEKA.CO, BANGLI – Hujan deras mengakibatkan putusnya akses jalan utama di wilayah Banjar Malet Tengah, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli gegara tergerus longsor, Rabu (10/4/2024) malam.
Badan jalan putus sepanjang kurang lebih 150 meter di bibir jurang, dengan kedalaman kurang lebih 98 meter. Garis polisi dipasang dari kedua sisi agar warga tidak melintas melewati jalan tersebut.
Akibat musibah ini, warga harus memutar ke sisi selatan yang lebih jauh untuk akses keluar masuk wilayahnya. Jalan itu, selain menghubungkan antardesa, juga akses menuju Kecamatan Kintamani.
Perbekel Tiga, Putu Merta Utama, Minggu (14/4/2024) menjelaskan, tiga hari sebelum kejadian mendapat laporan kalau ada retakan. Beberapa jam sebelum kejadian, dia lewat di jalur tersebut dan retakan semakin banyak. “Makanya saya sarankan menutup jalan tersebut karena membahayakan. Selang beberapa jam, akhirnya jalan tersebut longsor dan putus,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan, jalan tersebut merupakan akses menuju Desa Penglumbaran, dan menuju Tampaksiring, Gianyar. Pula menuju Kintamani. Kini, karena belum bisa diatasi, masyarakat harus melalui jalan alternatif. “Masih ada jalan lain yang bisa dilalui. Ada jalan kabupaten yang sudah hotmix, ada jalan rabat beton, tapi jarak tempuh lebih jauh,” sambungnya.
Dia mendaku melaporkan peristiwa itu ke instansi berwenang. Sebagai bentuk tindak lanjut atas laporan, Dinas PUPR-Perkim Bangli turun ke lokasi. Dari pengecekan yang dilakukan, jalan tersebut berisiko tinggi karena di pinggir jurang. Karena itu perlu dicarikan jalur lain untuk dibuat jalan baru. Perbaikan dinilai tidak memungkinkan, lantaran memerlukan biaya sangat besar, hingga ratusan miliar rupiah.
Kepala Dinas PUPR-Perkim Bangli, Dewa Ngakan Ketut Widnyana Maya, saat dikonfirmasi, berujar turun bersama ahli struktur tanah dari Fakultas Teknik Universitas Udayana, Dr. Adi Susila. Menurutnya, topografi Bangli dengan daerah perbukitan, maka struktur tanah relatif labil. Saat diperiksa, tanah di lokasi jenis tanah gembur.
Karena untuk memperbaiki perlu biaya besar tapi nilai manfaat tidak sebanding, dia menilai perlu dipikirkan opsi lain, seperti mencari alternatif membuat jalan baru. “Sudah ada jalan tapi jalan kecil, itu bisa kita lebarkan. Namun ini perlu kajian, perlu dukungan masyarakat, aparatur desa, serta dukungan ketersediaan anggaran,” tandasnya. gia