DENPASAR – Hari suci Purnama yang jatuh pada Kamis (7/5/2020), seluruh umat Hindu di Bali diimbau untuk melakukan persembahyangan di merajan ataupun sanggah masing-masing untuk memohon perlindungan, sekaligus memohon agar virus Corona (Covid-19) segera hilang dari muka bumi ini. Imbauan tersebut disampaikan secara resmi Ketua PHDI Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si.
Dalam persembahyangan Purnama itu, PHDI Provinsi Bali mengimbau kepada umat Hindu nyejer pejati di pelinggih Kemulan dengan mengganti pejati yang lama dengan yang baru. ‘’Pejati yang baru tersebut berisi serobong daksina yang terbuat dari bahan janur dan di dalam pejati terdapat tepung tawar serta benang tridatu yang ditempatkan di dalam pejati,’’ jelasnya, Selasa (5/5/2020) malam.
Secara makna, Prof. Sudiana, menjelaskan, fungsi benang Tridatu ini untuk memohon perlindungan kepada tiga dewa penguasa dunia yakni Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. Makna tepung tawar ialah supaya penyakit Covid-19 ini menjadi netral, sedangkan makna serobong daksina ini bermakna agar seluruh virus Corona cepat dinetralkan atau hilang dari muka bumi.
‘’Pada saat sembahyang Purnama, kami mengajak umat Hindu untuk memusatkan pikiran serta berdoa kepada Ida Bhatara Guru dan Ida Bhatara Surya Gni yang dimulai dari pukul 18.00 Wita,’’ ajaknya.
Lanjut Prof. Sudiana, setelah selesai sembahyang semua keluarga diharapkan nunas tirta dari pelinggih Kemulan dan dilukatkan secara bersama-sama. Setelah itu nunas benang Tridatu yang telah ditempatkan pada pejati dan diikat pada tangan masing-masing anggota keluarga.
Persembahyangan ini juga dilaksanakan secara serentak oleh sulinggih hingga pemangku. Selama tahapan persembahyangan berlangsung, secara sekala PHDI Provinsi Bali mengajak umat Hindu untuk tetap mengikuti imbauan Pemerintah Provinsi Bali untuk disiplin menerapkan social distancing (jaga jarak sosial). Lain dari itu, atau dalam kehidupan sehari-hari umat Hindu agar melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, rajin berolahraga dan istirahat yang cukup, serta mengkonsumsi gizi yang seimbang.
Selain melanjutkan nyejer pejati yang akan dilaksanakan saat Purnama ini, umat Hindu di Bali juga sudah melaksanakan upacara secara bertahap. Dimulai dari 31 Maret 2020, Satgas Gotong Royong Berbasis Desa Adat nunas ica dan nyejer daksina di Kahyangan Tiga Desa Adat, selanjutnya pada 2 April 2020 umat Hindu menghaturkan banten khusus dengan tambahan bungkak nyuh gading/gadang di Kahyangan Tiga dan Kamulan yang dilaksanakan oleh masing-masing keluarga, serta ditambah dengan menghaturkan nasi wong-wongan di lebuh (pintu masuk pekarangan rumah) masing-masing. Dan, pada 22 April 2020 umat Hindu melaksanakan upacara peneduh gumi di lebuh masing-masing dengan menghaturkan segehan putih sembilan tanding.
PHDI Provinsi Bali juga mengucapkan banyak terima kasih kepada umat Hindu, para rohaniawan, penekun spiritual yang sudah ikut berdoa untuk mempercepat hilangnya Covid-19. Tidak hanya itu, PHDI Provinsi Bali juga mengucapkan terimakasih kepada para donatur yang sudah membantu umat Hindu memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) baik berupa masker, hingga membantu memberikan paket sembako.
“Semoga Covid-19 ini segera hilang, dan kita semua bisa kembali melaksanakan aktivitas seperti biasa dengan menjalan swadharma agama dan negara,” tutup Ngurah Sudiana. 022